Dan Sulaiman merupakan salah satu sosok petani milenial yang berjiwa wirausaha, profesional dan memiliki idealisme yang kuat dalam menggeluti usaha tani di Kota Bogor. Beserta kelompok Tani Bumi Pakuan di Kelurahan Pakuan Bogor Selatan, Dan Sulaiman berhasil membangun pertanian terintegrasi dan menerapkan teknologi dalam usaha pertaniannya.
Walaupun memiliki latar belakang sarjana Teknik Fisika dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Dan Sulaiman lebih memilih usaha di bidang pertanian. Ketidaktahuan Dan Sulaiman terhadap pengetahuan di bidang pertanian membuatnya banyak berkonsultasi dengan senior dan belajar dari petani-petani yang menjadi anggotanya di Kelompok Tani Dewasa (KTD) Bumi Pakuan.
Bimbingan dari penyuluh pertanian sangat membantu dalam mengelola usaha taninya. Belajar secara otodidak juga dilakukan Dan Sulaiman dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Sumber informasi pertanian yang tersedia secara elektronis banyak diakses, dipelajari dan diterapkan di lapangan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sejumlah 38,02% petani Indonesia merupakan generasi baby boomers yang berusia 41-56 tahun. Jumlah petani muda saat ini masih sedikit baru 21,93% atau sebanyak 6.183.009 orang. Rendahnya jumlah pemuda untuk terjun ke sektor pertanian mungkin karena ada stigma yang melekat pada sebagian masyarakat bahwa petani berpendapatan rendah, kurang menarik, akses permodalan susah, dan generasi petani terdahulu memiliki skill serta pengetahuan yang rendah.
Untuk mengatasi permasalahan kurangnya pemuda yang mempunyai minat di sektor pertanian, Kementerian Pertanian mendorong pertumbuhan petani muda melalui program Duta Petani Milenial (DPM) sebanyak 2,5 juta hingga tahun 2024. Kementerian Pertanian juga memiliki program Duta Petani Andalan (DPA), Penerapan Digitalisasi Pertanian (PDP) dan Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), serta Program Petani Magang ke luar negeri.
Menurut Permentan No. 04 tahun 2019 pasal 1 menyebutkan petani milenial adalah petani berusia 19 tahun sampai dengan 39 tahun dan/atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital. Program Petani Milenial meliputi pengembangan wirausaha tani yang melibatkan petani-petani muda di bidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan serta korporasi/para pemangku kepentingan lain agar tercipta ekosistem pertanian yang mandiri, maju, dan berkelanjutan.
Tujuan program Petani Milenial adalah pemulihan perekonomian masyarakat di bidang pertanian, menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan di bidang usaha pertanian di kalangan generasi muda (milenial) serta meningkatkan produksi pangan, hortikultura dan peternakan. Program Petani Milenial juga berupaya menanggulangi pengangguran dan penciptaan lapangan kerja.
Sebagai petani milenial, Dan Sulaiman mengawali usaha tani padi di lahan seluas kurang lebih 4,5 hektare yang dimilikinya. Padi dinilai lebih stabil dalam harga dan menguntungkan. Komoditas lain yang ditanam yaitu komoditas hortikultura, seperti pepaya California, pisang, cabai, kacang panjang, dan daun bawang.
Konsep pertanian terintegrasi telah diterapkan oleh Dan Sulaiman dengan memanfaatkan lahannya. Selain komoditas pertanian, Dan juga mengembangkan usaha tani dengan pembuatan kolam ikan untuk ikan nila dan lele serta budi daya domba garut. Usaha pemuliaan/breeding domba garut mempunyai keuntungan yang besar karena banyak dimanfaatkan untuk kontes dan adu domba. Harga domba untuk kontes berkisar Rp15 sampai Rp30 juta per ekornya.
Untuk pemasaran, pengepul sudah langsung mengambil hasil panen di lokasi. Untuk padi, gabah kering sudah ada yang menampung dengan hasil panen padi sekitar 7 - 8 ton per ha. Tanaman sayuran menghasilkan Rp500 sampai Rp700 ribu per minggu.
Dan berkeinginan untuk mengembangkan pertanian dengan memanfaatkan unsur teknologi. Saat ini alat mesin pertanian yang sudah dimanfaatkan berupa mesin tanam (transplanter), alat panen (combine harvester), mesin pengering, dan traktor. Dalam waktu dekat akan mengembangkan teknologi irigasi tetes untuk komoditas hortikultura. Dan optimis untuk tetap mengembangkan usaha pertanian mengingat potensi pertanian di perkotaan masih sangat tinggi dan permintaan yang terus bertambah.
Stigma yang melekat pada sebagian masyarakat bahwa petani berpendapatan rendah, kurang menarik, akses permodalan susah, dan memiliki skill serta pengetahuan yang rendah diharapkan hilang dengan melihat sosok Dan Sulaiman yang menginspirasi para pemuda untuk menuju pertanian Indonesia yang maju. (JA)
Sumber:
- Permentan No 04 tahun 2019 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045
- "Mayoritas Petani Indonesia Bukan Milenial dan Gen Z pada 2021".,https://dataindonesia.id/tenaga-kerja/detail/mayoritas-petani-indonesia-bukan-milenial-dan-gen-z-pada-2021