Judul | : | Dampak Perubahan Iklim dan Fenomena El Nino Terhadap Sub Sektor Perkebunan (Kelapa Sawit, Karet, Kopi, dan Kakao) |
Penyusun | : | Iswanto, dkk. |
Penerbit | : | Direktorat Perlindungan Perkebunan |
Tahun Terbit | : | 2022 |
Jumlah Hal. | : | 86 p. |
Link Akses | : | https://repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/ 781c9c08-f6e6-4b5e-9349-f7943e2c6d5d/content |
Perubahan iklim telah menjadi isu global yang meresahkan hampir semua penduduk bumi. Dampak besar yang ditimbulkan akan menganggu keberlangsungan makluk hidup dan generasi di masa mendatang. Kerugian moril materiil akibat cuaca ekstrim atau bencana alam akan menimbulkan trauma dan kerugian besar bagi yang terkena dampak. Hal ini akan berimbas pada semua sektor dan sendi kehidupan. Karenaya perlu aksi nyata dalam pengendalianya, agar dampaknya dapat diminimalkan. Pertanian merupakan sektor yang sensitif terhadap cuaca dan siklus air yang akan berpengaruh terhadap pola tanam, waktu tanam, produksi serta kualitas hasil panen.
Sebagai bentuk kepedulian serta kontribusi nyata, Direktorat Perlindungan Tanaman Perkebunan menyajikan buku saku yang berjudul “Dampak Perubahan Iklim dan Fenomena El Nino Terhadap Sub Sektor Perkebunan (Kelapa Sawit, Karet, Kopi, dan Kakao)”. Buku saku ini mengulas secara khusus tentang dampak dan antisipasi fenomena El Nino dan keragaman iklim, serta pengaruhnya secara umum terhadap sektor perkebunan. Fenomena ini akan memengaruhi mutu, proses produksi dan berubahnya populasi serta tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) perkebunan.
Dalam pendahuluan buku ini dijelaskan bahwa iklim di Indonesia dipengaruhi oleh fenomena global, yaitu El Nino dan La Nina, serta keragaman iklim yang disebabkan oleh sirkulasi interregional dan kondisi maritim Indonesia. Ketika terjadi fenomena El Nino, sebagian wilayah Indonesia mengalami penurunan curah hujan yang bisa mengakibatkan kemarau panjang dan kekeringan. Sebaliknya, ketika terjadi fenomena La Nina, sebagian wilayah Indonesia mengalami peningkatan curah hujan dan dapat menyebabkan banjir dan longsor.
Dalam bab 2 dibahas tentang fenomena dan dampak perubahan iklim terhadap sub sektor perkebunan. Fenomena iklim di Indonesia menunjukkan bahwa meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer telah menyebabkan suhu global meningkat. Meningkatnya suhu global akan mengakibatkan terjadinya perubahan pola tekanan dan sirkulasi udara. Laju penguapan pada akhirnya dapat mengakibatkan pergeseran musim hujan maupun musim kemarau. Tanaman perkebunan seperti kopi, karet, kakao, dan kelapa sawit sangat tergantung pada sinar matahari, tanah, udara dan air. Kondisi alam ini akan terdampak dengan adanya fenomena El Nino karena komoditas tersebut membutuhkan curah hujan yang cukup dengan intensitas cahaya optimal. Kebakaran hutan berpotensi memperburuk kondisi ini terlebih pada tanaman karet yang sensitif terhadap api.
Langkah antisipasi fenomena El Nino terhadap komoditas perkebuan yang terdampak yaitu kelapa sawit, karet, kopi dan kakao dibahas secara rinci pada bab 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain mencermati informasi iklim, pemilihan klon adaptif, pemupukan, pengelolaan OPT menjadi keharusan. Zero burning policy, pemantauan berkala sarana prasarana kebakaran lahan serta pemantauan dini titik api/hot sport menjadi catatan penting dalam langkah antisipasi. Tanaman penaung pembuatan embung serta pengelolaan irigasi menjadi catatan khusus dalam pengelolaan tanaman kakao.
Melalui buku ini penulis mampu memberikan pemahaman yang sama terhadap fenomena El Nino sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam mengantisipasi dan mengelola dampak yang ditimbulkan. Penulisan yang sistematis dan ringkas dalam penyajiannya mempermudah serta menghemat waktu bagi pembacanya. (DA’23)