Budi daya tanaman padi menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan pertanian, oleh karena itu teknik budi daya padi terutama penanaman menjadi sangat penting karena akan menentukan jumlah populasi tanaman dalam suatu lahan. Dalam penanaman benih secara langsung (tabela) penggunaan Alat Tanam Benih Langsung (Atabela) mampu mengatasi borosnya penggunaan benih, berbiaya murah dan meningkatkan produksi padi.
Atabela telah dikembangkan oleh Kementerian Pertanian. Ada dua jenis atabela yang sudah dipatenkan Ditjen Kekayaan intelektual Kemenkumham yaitu pertama, Mesin Tanam Bibit Padi (rice transplanter) Tipe Dua Baris yang dikembangkan oleh peneliti BPTP Provinsi Sulawesi Tenggara dengan nomor paten IDS000002494. Alat ini cocok digunakan untuk tanam padi sistem tanam jajar legowo 2:1. Inovasi atabela modifikasi adalah suatu alat tanam yang sederhana yang terbuat dari paralon berukuran 3 - 4 inch yang sekaligus sebagai as roda yang dapat menjatuhkan benih melalui lubang paralon ke permukaan tanah yang telah disesuaikan dengan kebutuhan spesifik lokasi di Provinsi Sulawesi Tenggara. Roda yang digunakan merupakan modifikasi menggunakan busa sterofoam sehingga lebih ringan ketika ditarik.
Kedua, Alat Tanam Benih Langsung Multiguna yang merupakan Modernisasi dengan modifikasi atabela dengan penarik traktor telah dikembangkan oleh Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (Paten Nomor IDS000003542). Alat tanam multiguna ini terbuat dari besi yang dapat digunakan untuk menanam benih padi, jagung, kedelai dan kacang hijau di mana jarak tanam dan jumlah biji dapat diatur sehingga lebih efisien.
Alat tanam multiguna ini terdiri dari empat komponen utama yaitu, pembuat alur tanam, pengatur biji, penutup alur, dan roda. Keunggulan dari alat ini adalah dapat diaplikasikan pada lahan sempit maupun lahan luas, berfungsi ganda (multi komoditas) yang dapat diatur sesuai benih yang akan ditanam, waktu penanaman lebih efektif dan efisien. Alat ini juga bisa dibuat dari besi yang dapat digunakan untuk menanam benih padi, jagung, kedelai dan kacang hijau di mana jarak tanam dan jumlah biji dapat diatur sehingga lebih efisien. Alat tanam multi guna ini terdiri dari empat komponen utama yaitu, pembuat alur tanam, pengatur biji, penutup alur, dan roda.
Penggunaan atabela secara ekonomi mampu mengurangi biaya penanaman. Perbandingan apabila dengan cara tapin mencapai 2-3 juta per ¾ hektar atau 75 are, sedangkan dengan atabela cukup dengan biaya 150-200 ribu dengan luasan yang sama. Keuntungan lainnya adalah hemat penggunaan benih sampai 40 kg/ha., mempersingkat jam kerja petani dan hemat tenaga kerja, serta lebih mudah dalam pengendalian gulma.
Mekanisme kerja atabela dioperasikan dengan cara menarik stang kendali, Putaran roda disalurkan melalui Poros ke rol penakar benih. Saat Rol Penakar benih berputar, benih akan masuk kelubang-lubang penakar (berukuran satu butir benih padi, berjumlah 54 lubang) pada rol penakar benih. Setelah benih yang masuk ke dalam lubang-lubang tadi berputar melalui kuas penyapu benih yang dipasangkan dalam Hopper, benih akan jatuh secara gravitasi ke alur larikan yang dibuat oleh pembuka alur yang terletak pada bagian bawah pelampung/skid.
Teknik pengoperasian alat dengan persiapan lahan, pengolahan tanah disiapkan secara baik dan merata sebelum penanaman, tanah dalam kondisi lembab, benih di rendam 12 jam dan diangin anginkan selama 12 jam. Sebelum alat dioperasikan rol penakar benih perlu di kalibrasi, dalam satu kali putaran roda harus dapat mengeluarkan 50 s.d. 60 butir benih. Selanjutnya masukkan benih kedalam hopper, saat di lahan sawah, kenakan sabuk penarik diatas pundak, atur posisi tinggi rendahnya stang kendali maupun tali penarik pada posisi yang nyaman bagi operator, kencangkan baud pengunci stang, pegang stand kendali dan berjalan lurus dengan beban pada pundak melalui tali penarik. Pada awal operasi di anjurkan membuat tanda garis lurus, alat dibelokkan 180 derajat dengan titik tumpu putar pada roda .
Perawatan atabela dengan cara bersihkan benih dari dalam hopper, cuci atabela hingga bersih, letakkan posisi miring agar cepat kering, untuk penyimpanan lama, tutup hopper, dan lumasi bagian yang mudah berkarat.
Atabela telah banyak digunakan di berbagai provinsi di Indonesia sebagai salah satu metode penanam padi yang berbiaya murah, mudah dirakit, dimodifikasi dan menggunakannya, sehingga mendorong petani memanfaatkan atabela tidak hanya pada lahan tadah hujan, tapi juga di lahan irigasi, lahan rawa dan juga lahan kering.
Dengan banyaknya keunggulan atabela termasuk dapat diaplikasikan pada lahan sempit maupun lahan luas, berfungsi ganda (multi komoditas) yang dapat diatur sesuai benih yang akan ditanam, waktu penanaman lebih efektif dan efisien, maka. alat tanam multi komoditas ini memiliki potensi untuk dikembangkan produsen alat-alat dan mesin pertanian dengan target pasar petani seluruh Indonesia. (SUT/09102024)
Sumber:
- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. (2021). Perangkap Hama Menggunakan Tenaga Surya dalam 700 Teknologi Inovatif + 10 Model Penerapan Inovasi Kolaborati. Jakarta: IAARD Press. hlm. 592 https://repository.pertanian.go.id/items/155b4e62-1795-4424-8bda-adeff7631e86
- ATABELA: Solusi Tanam Padi Berbiaya Murah Senin, 22 Agustus 2022 https://tanamanpangan.pertanian.go.id/detil-konten/iptek/68