Penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian tidak lepas dari materi yang disajikan dalam berbagai jenis media. Salah satunya adalah penulisan ilmiah popular. untuk menghasilkan tulisan berkualitas diperlukan editor profesional yang mampu mengubah tulisan menjadi lebih baik. Dalam usaha melahirkan editor yang berkualitas, Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian (PUSTAKA) menggelar Workshop Editing Penerbitan Buku Sesi III pada 24 Oktober 2024.
Pada kesempatan itu hadir Ketua Kelompok Literasi Pertanian PUSTAKA, Ifan Muttaqien. Dalam sambutannya ia menyampaikan harapannya agar lahir generasi editor baru yang siap berkarya. “Kegiatan digelar untuk membangkitkan semangat baru di kalangan peserta untuk menjadi editor andal,” ujarnya. Ia juga mengapresiasi para peserta yang sudah berpartisipasi pada sesi ini sehingga akan lahir editor baru yang siap berkontribusi untuk penerbitan yang dikelola oleh PUSTAKA, yaitu Pertanian Press.
Workshop kali ini menghadirkan narasumber Epik Pinilih sebagai pemateri. Epik mengupas tuntas teknik-teknik penyuntingan serta kesalahan umum yang sering terjadi disertai diskusi interaktif yang membuat suasana semakin hidup.
Epik secara konsisten memberikan arahan dalam setiap sesi pelatihan. Ia memulai materinya dengan menekankan bahwa di edisi ketiga ini peserta diharapkan memiliki peningkatan pemahaman dan keterampilan yang signifikan dalam mengedit naskah.
Epik menjelaskan tujuh aspek utama penyuntingan, yaitu keterbacaan dan kejelahan, ketaatasasan/konsistensi, kebahasan, kejelasan gaya Bahasa (ketedasan), ketelitian data dan fakta, kelegalan, serta ketepatan perincian produksi. Menurutnya, bahasa tulisan sangat penting sebagai penghubung antara penulis dan pembaca, sehingga setiap kata harus bisa menyampaikan maksud dan tujuan penulis dengan jelas.
Dalam sesi diskusi, Epik mengangkat beberapa kesalahan umum dalam penulisan, seperti imbuhan yang sering salah, penggunaan tanda baca yang tidak tepat, serta aturan dalam penulisan singkatan dan penggunaan istilah asing.
Dalam kesempatan tersebut Efik juga memberikan contoh-contoh penulisan yang benar, seperti “menggerakkan” bukan “menggerakan,” serta aturan singkatan seperti “s.d.” untuk “sampai dengan” dan “Rp2000,00” tanpa titik setelah “Rp”.
Para peserta antusias mengajukan berbagai pertanyaan, salah satunya dari Vivit Wardah yang bertanya tentang penulisan kepanjangan singkatan organisasi. Epik menjelaskan bahwa singkatan organisasi ditulis dengan huruf kapital hanya pada awal kata.
Sementara itu, Juznia Andriani mengajukan pertanyaan mengenai penulisan tanda baca setelah tanda petik dua dan tanda tanya, yang disambut penjelasan rinci dari Epik.
Workshop ini ditutup dengan atmosfer positif dan tekad baru dari para peserta untuk terus memperdalam keterampilan menyunting tulisan. Sebuah langkah penting untuk mewujudkan kualitas penerbitan yang lebih profesional di Pertanian Press. (PP)