Ubi kayu (singkong) merupakan komoditas multifungsi yang sangat strategis untuk terus dikembangkan sebagai bahan pangan, pakan maupun bahan baku industri. Namun dalam pemanfaatannya terdapat satu kendala utama, yakni umbi yang cepat busuk setelah panen sehingga umbi harus segera diproses atau akan busuk terbuang.
Pemilihan varietas singkong harus disesuaikan dengan peruntukannya yaitu sebagai bahan pangan, pakan, atau bahan baku industri. Di antara komponen teknologi produksi, pemilihan varietas unggul mempunyai peran penting untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
Hal ini mengingat varietas unggul berpengaruh pada potensi hasil per satuan luas, kualitas produk, serta kemudahan diadopsi petani apabila bibitnya tersedia. Dalam infografis ini disampaikan ketersediaan varietas-varietas unggul ubi kayu untuk bahan pangan dan bahan baku industri.
Dari produk antara berupa tepung dan pati ubi kayu dapat dikembangkan berbagai produk industri baik melalui proses dehidrasi, hidrolisis, maupun fermentasi. Jenis ubi kayu yang memiliki potensi hasil tinggi, kadar bahan kering dan kadar pati tinggi, dianggap paling sesuai untuk bahan baku industri.
Diversifikasi pangan terbatas pada pangan pokok sehingga diversifikasi konsumsi pangan diartikan sebagai pengurangan konsumsi beras yang dikompensasi oleh penambahan konsumsi bahan pangan non-beras. Aneka umbi sebagai komoditas lokal memenuhi syarat tersebut. Apalagi cita rasa umbi juga sesuai dengan lidah rata-rata orang Indonesia sehingga menjadi pangan potensial yang layak dikembangkan dalam gerakan diversifikasi pangan. Melalui diversifikasi pangan maka ketahanan dan kedaulatan pangan di Indonesia bisa tercapai. (Dhira)
Link terkait
http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/5451
http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/14135