Kamis 18 Januari 2024, Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian (PUSTAKA) melalui layanan literasi inklusi sosial mengadakan bimbingan teknis pengolahan pascapanen durian. Lokasi bimbingan teknis di kediaman Ketua Kelompok Tani Bina Harapan 2, Tuti Usri, Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Bogor. Hadir sebagai narasumber, Ahmad Arifin yang merupakan ketua Kelompok Tani Dewasa Kelurahan Rancamaya, Bogor. Arifin dan keluarga merupakan praktisi di bidang pengolahan durian dan telah menghasilkan beberapa jenis produk di pasaran.
Desa Rabak Rumpin merupakan desa penghasil durian. Andalan dari daerah ini yaitu Durian Cimeng. Selama ini, buah durian yang melimpah dijual tanpa ada proses pengolahan. Banyak durian yang mutunya kurang baik terbuang sia-sia. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan durian yang biasanya dibuang, petani perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan pascapanen durian. Sehingga durian yang mereka hasilkan mempunyai nilai tambah dan memiliki daya simpan yang lebih lama. Inilah yang melatarbelakangi PUSTAKA mengadakan bimbingan teknis pengolahan pascapanen durian.
Hadir dalam bimbingan teknis, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Entis Sutisna, S. Pd, M.M. Dalam sambutannya, Entis menyatakan kolaborasi dengan instansi terkait sangat diperlukan dalam pengembangan kegiatan pertanian. Rumpin yang terkenal dengan duriannya diharapkan dapat menjadi tujuan wisata yang lengkap, ada pembibitan dan oleh-oleh hasil olahan durian. Oleh karena itu, diperlukan ilmu tentang pengolahan durian.
Aparat Desa Rabak yang diwakili oleh Hudri Wijaya menyebutkan bahwa Desa Rabak telah banyak menorehkan prestasi. Setiap ada perlombaan, Kecamatan Rumpin biasanya diwakili oleh Desa Rabak. Hudri Wijaya juga mengapresiasi kegiatan inklusi sosial dari PUSTAKA di Desa Rabak. Ia berharap agar kerja sama ini terus berlanjut sehingga masyarakat Desa Rabak banyak memperoleh pengetahuan yang dapat diterapkan di lingkungannya.
Peserta bimbingan teknis sangat antusias mengikuti acara. Banyak pertanyaan yang diajukan terkait proses pembuatan dodol durian dan oblang. Halimi, ketua kelompok tani menyatakan bahwa bimbingan teknis ini sangat bermanfaat. “Saya mendapat ilmu baru tentang pengolahan durian. Baru tadi saya membuang tujuh belas durian karena tidak manis dan rasanya “dingin”. Saya akan langsung membuat dodol setelah pelatihan ini,” ungkapnya.
Bimbingan teknis pengolahan durian ini menjadi awal dari kegiatan inklusi sosial di tahun 2024. Selanjutnya, Desa Rabak sudah mengagendakan bimbingan teknis lanjutan. Potensi limbah kulit durian untuk diolah menjadi pupuk menjadi topik yang menarik untuk bimtek selanjutnya.(JA/edit TP)