Rabu 31 Januari 2024, Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian (Pustaka) menyelenggarakan Virtual Literacy: Live Agriculture in Action melalui zoom meeting, live Tiktok, dan streaming YouTube. Pada VL perdana tahun 2024 ini, tema yang diangkat yaitu petani milenial, muda menginspirasi. Virtual literacy kali ini ditayangkan langsung dari lahan pertanian milik Kelompok Tani Dewasa (KTD) Bumi Pakuan yang berada di Bogor Selatan, Kota Bogor.
Kepala Pustaka, Muchlis berkesempatan membuka kegiatan ini. Dalam pengantarnya, Muchlis menyampaikan apresiasi kepada petani milenial yang dapat menginspirasi pemuda untuk berusaha di sektor pertanian.
Virtual Literacy yang diikuti oleh 185 peserta zoom meeting dan 415 melalui live Tiktok ini menghadirkan narasumber Dan Sulaiman. Dan Sulaiman sendiri merupakan ketua KTD Bumi Pakuan yang merupakan sosok pemuda yang mempunyai idealisme tinggi menggeluti bidang pertanian. Terbilang sebagai petani milenial, Dan Sulaiman belajar secara otodidak dalam mengelola usaha taninya. Ia banyak mencari informasi melalui internet, baik dalam bentuk jurnal ataupun buku. Informasi tercetak dari Pustaka dan informasi repositori publikasi Kementerian Pertanian (https://repository.pertanian.go.id) juga menjadi salah satu sumber referensinya. Bimbingan dari penyuluh sangat membantu dalam mengelola lahan 4,5 hektar miliknya yang ditanami padi, cabai, papaya, pisang, kacang panjang, dan daun bawang. Selain itu Ia juga mengembangkan pembibitan domba garut, ikan lele, serta nila. Usaha pembibitan domba garut untuk menyasar pembeli yang mempunyai hobi domba tarung atau untuk kontes.
Imam Hanafi, penyuluh Kota Bogor mengatakan bahwa Sulaiman telah menerapkan pertanian terintegrasi antara peternakan dan perikanan. Usahatani yan dilakukannya telah memanfaatkan alat dan mesin pertanian. Misalnya mesin transplanter, mesin combine harvester, alat pengering, dan juga hand tractor. Promosi juga telah dilakukan melalui media sosial. Melalui program yang ada di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kota Bogor, Imam dan Sulaiman telah bersinergi dan bekerja sama.
Selanjutnya Imam menambahkan bahwa Sulaiman juga sudah mulai memanfaatkan IoT/ smart farming untuk komoditi melon & cabai alat bantuan program Jarkomluhdes dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat. “Selanjutnya rencana kedepan akan dikembangkan program Agro Edu Wisata dan tempat pelatihan pertanian,” ungkapnya.
Pada Virtual literacy kali ini, hadir juga kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti. Sosok yang biasa dipanggil bu Santi ini memaparkan program kewirausahaan untuk menjawab tantangan yang dihadapi millennial agripreneur. Santi juga memberikan informasi tentang Program YESS yang sangat relevan untuk petani muda.
Dalam closing statementnya, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian mengajak para pemuda untuk tidak lelah dalam mengembangkan sektor pertanian. Melengkapi pernyataan Kapusdiktan, Imam Hanafi menyatakan tujuan akhir bertani bukanlah menumbuhkan tanaman tapi menjaga kehidupan.
Saat sesi diskusi dan tanya jawab, peserta virtual literacy banyak mengajukan pertanyaan tentang bagaimana cara menjadi petani milenial dan ikut dalam Program YESS. Acara virtual literacy disiarkan melalui streaming YouTube, live tik tok serta zoom meeting. (JA/edit TP)