Salah satu komoditas hortikultura potensial dan memiliki peran penting dalam perekonomian nasional adalah komoditas cabai merah, terutama cabai merah besar dan cabai merah keriting.Oleh karena itu, komoditas ini banyak dikembangkan masyarakat. Beberapa alasan penting pengembangan cabai merah antara lain daya adaptasi yang luas dari lahan sawah dataran rendah hingga lahan kering dataran tinggi, bernilai ekonomi tinggi, komoditas unggulan nasional dan daerah,dan setiap hari dikonsumsi oleh hampir seluruh penduduk Indonesia. Gejolak harga komoditas ini memiliki pengaruh yang cukup nyata terhadap inflasi.Permasalahan-permasalahan umum yang dihadapi dalam pengembangan usahatani cabai merah, terutama di daerah sentra produksinya antara lain belum terwujudnya ragam,kuantitas, kualitas, dan kesinambungan pasokan yang sesuai dengan permintaan pasar dan preferensi konsumen.
Ditengah harga cabai yang bergejolak dan permasalahan budidaya cabai itu sendiri, Pak Jumain seorang petani dari Desa Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau telah berhasil membudidayakan cabai secara berkesinambungan sejak sepuluh tahun lalu. Beliau melakukan budidaya tersebut secara ramah lingkungan, tanpa menggunakan pupuk kimia, insektisida ataupun pestisida kimia. Dengan demikian hasil cabai yang diperoleh benar-benar bebas dari residu kimiawi yang berasal dari insektisida atau pestisida.
Beliau menuturkan bahwa hasil yang diperoleh setiap kali panen dapat mencapai rata-rata 17s/d 20 ton dari lahan yang diusahakannya seluas dua hektar. Lebih lanjut, beliau juga menuturkan bahwa pemasaran hasil produksinya tidak sulit, karena kualitas cabainya yangorganik maka kerap para pengepul mendatanginya. Jumain pria kelahiran Malang tahun 1957 tersebut telah banyak mencari pengalaman berusahatani mulai dari Natuna, Merauke, Lahat,dan terakhir berusahatani cabai di Bintan. Jumain memulai budidaya cabai ramah lingkungandi Bintan seluas 0,5 ha mendapatkan keuntungan bersih Rp. 20.000.000,- per musim tanam,kini pertanaman cabai Jumain yang telah berkembang menjadi 2 ha diharapkan dapat meraup keuntungan lebih besar lagi.
Keberhasilan beliau didukung oleh sifatnya yang betul betul memperlakukan tanamannya dengan penuh cinta kasih, bahkan beliau selalu mengajak bebicara tanamannya. Beliau juga adalah petani kooperator kegiatan Model Akselerasi Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan Lestari(M-AP2RLL) di Kabupaten Bintan yang diprakarsai oleh Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP),Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Guna memperkenalkan teknologi yang diaplikasikannya kepada sesama petani, pada 20 November 2014, LPTP Kepulauan Kepri bekerjasama dengan pemda setempat menyelenggarakan kegiatan Temu Lapang di Desa Teluk Bakau tersebut. Temu Lapang dihadiri oleh para petani dari Kelompok Tani Makmur, Petani Kooperator (Pak Jumain dkk.),Wakil Bupati Bintan (Drs. H. Khazalik), Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Drs. Ahmad Izhar), Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan, Kabupaten Bintan (Ir.Ilzam Ramunar), PPL, Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Ir.Gayatri K. Rana, MSc.), Kepala LPTP Provinsi Kepri (Dahono, SP., MSi.), dan staf LPTP.
Pada kesempatan Temu Lapang tersebut, selain acara diskusi antara peneliti dengan para petani, juga dilakukan panen cabai bersama oleh Wakil Bupati Bintan, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan, Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Kepala LPTP Provinsi Kepri, dan Pak Jumain. Dalam sambutannya, Wakil Bupati Bintan mengatakan melalui kebijakan dan keterlibatan institusi daerahnya akan secara penuh mendukung kegiatan penelitian dan pertemuan di lapang seperti ini, bahkan akan menyediakan lahan percobaan untuk LPTP Kepri guna melakukan kajian berbagai teknologi inovatif pertanian untuk diterapkan di Kabupaten Bintan.
Kabupaten Bintan merupakan sentra produksi sayuran untuk mensuplai kebutuhan Batam dan Kota Tanjung Pinang, sehingga produksi diharapkan selalu baik sepanjang tahun. Selanjutnya beliau mengharapkan agar petani dapat secara cerdas dan berkolaborasi dengan institusi penelitian seperti LPTP Kepri untuk selalu menerapkan teknologi inovatif serta meningkatkan keterampilan individunya. Khazalik juga berharap peran LPTP Kepri dapat ditingkatkan dengan memperbanyak penerapan teknologi di wilayah Kabupaten Bintan.[BSS/ebe]