Salah satu sumber pangan alternatif yang potensial dikembangkan adalah tanaman jali atau dikenal dengan nama hanjeli atau jali-jali dengan nama latin (Coix lacryma-jobi) yang merupakan sejenis tumbuhan biji-bijian tropis dari suku padi-padian atau Poaceae.
Tanaman jali berasal dari Asia Timur dan Malaya dan saat ini sudah banyak tersebar sampai penjuru dunia. Di Indonesia, tanaman ini menyebar diberbagai ekosistem lahan pertanian yang beragam dari daerah iklim kering, basah, lahan kering maupun lahan basah di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Jawa.
Ada dua varietas yang ditanam orang, yaitu Coix lacryma-jobi var. lacryma-jobi yang memiliki cangkang keras berwarna putih, bentuk oval dan dipakai untuk manik-manik. Varietas yang lainnya adalah Coix lacryma-jobi var. mayuen yang dimakan orang dan juga menjadi bagian dari tradisi pengobatan di Tiongkok.
Jali merupakan rumpun setahun, rumpunnya banyak, batangnya tegak dan besar, tinggi 1-3 m, akarnya kasar dan sulit dicabut. Letak daunnya berseling, helaian daun berbentuk pita, ujung daun runcing, pangkalnya memeluk batang, tepinya rata. Bunga keluar dari ketiak daun dan ujung percabangan, berbentuk bulir. Buahnya berbentuk buah batu, bulat lonjong, pada varietas mayuen berwarna putih/biru-ungu dan berkulit keras apabila sudah tua.
Jali memiliki tekstur yang kenyal namun tidak lengket, sehingga sangat berpotensi untuk diolah menjadi alternatif makanan yang enak seperti bubur tape, dodol dan sebagainya. Jali mengandung karbohidrat, protein, serta lemak nabati, dan kalsium dengan gizi setara beras.
Selain sebagai sumber pangan pokok, jali berkhasiat untuk kesehatan seperti peluruh air seni dan antitumor (kanker). Sumber zat aktif diperoleh dari biji maupun dari ekstrak akarnya. Zat aktif dalam hanjeli disebut coixenolide (Sumber : Kementerian Pertanian, Balitbangtan, BPTP Jawa Barat)
Info terkait
http://new.litbang.pertanian.go.id/tahukah-anda/99/
http://pascapanen.litbang.pertanian.go.id/new/fix-detail.html?type=resep&id=314