Solid sawit (bahasa Jawa blondho sawit) mempunyai tekstur lunak seperti ampas tahu,berwarna cokelat tua, dan berbau asam manis. Solid sawit mengandung minyak CPO 1,5% sehingga dalam udara terbuka mudah menjadi tengik dan bila dibiarkan 2-3 hari akan muncul jamur. Jamur tersebut diidentifikasi sebagai Monilia sp. dan Candida sp., dan tidak berbahaya.
Solid sawit dapat diberikan dalam bentuk segar maupun dalam bentuk blok yang diberi nama "roti solid". Roti solid ini, selain solid sawit sebagai bahan dasar, juga ditambahkan beberapa bahan pakan lainnya seperti bungkil inti sawit, gamal, molases, garam, dan mineral dengan kandungan protein kasar 14,3% dan TDN 64,6%. Roti solid dibuat dalam dua bentuk, yaitu roti solid fermentasi dan tanpa fermentasi. Fermentor yang digunakan bisa ragi tempe atau EM-4 yang sudah banyak dijual. Solid segar diberi ragi tempe, kemudian ditutup dan difermentasi selama 7 hari. Setelah fermentasi selesai, dicirikan oleh aroma seperti tapai dan tumbuh miselium, solid fermentasi dijemur sampai kering kemudian digiling.
Pemanfaatan roti solid fermentasi mampu meningkatkan pertambahan bobot badan domba 0,08 kg/ekor/hari. Roti solid telah dikembangkan oleh perusahaan kelapa sawit dan kelompok ternak di Kalimantan Tengah. Selain untuk pakan domba, roti solid juga dapat diberikan pada sapi.Pemanfaatan solid sawit untuk pakan sapi dapat meningkatkan pertambahan bobot badan sapi PO 0,77 kg/ekor/hari dan mengurangi biaya pakan, selain tidak menimbulkan efek negatif. Solid sawit mempunyai potensi besar sebagai sumber pakan ternak.
Informasi ini dimuat pada artikel Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian ---> Vol.36 No.6 Th. 2014. Artikel tersebut dapat diakses secara gratis di situs web Pustaka.