Kemasan sterofoam banyak digunakan untuk mengemas makanan karena harganya murah, ringan, kedap panas, tahan air, dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan. Setelah digunakan, kemasan langsung dibuang sehingga sangat praktis. Namun, ternyata sterofoam memiliki dampak negatif terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia. Sterofoam merupakan polimer sintetis yang terbuat dari turunan minyak bumi yang tidak dapat terurai secara alami, selain ketersediaan bahan bakunya terbatas.
Pengaruh negatif sterofoam terhadap kesehatan manusia telah dilaporkan oleh beberapa peneliti. Migrasi monomer dari sterofoam ke dalam produk pangan yang dikemas dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti gangguan pada sistem hormon dan reproduksi serta memicu kanker. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan kemasan yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.
Badan Litbang Pertanian telah berhasil menciptakan kemasan pangan pengganti sterofoam. Kemasan dibuat dari pati ubi kayu ditambah limbah pengolahan jagung. Oleh karena itu, selain aman dan ramah lingkungan, teknologi ini dapat menciptakan nilai tambah. Biofoam dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran sesuai kebutuhan. Proses pembuatannya menggunakan teknologi thermopressing. Adonan pati, serat, dan bahan aditif dicampur dengan komposisi tertentu lalu ditambahkan cairan hingga mencapai konsistensi tertentu. Adonan lalu dicetak pada suhu di atas titik cair tapioka sekitar 3 menit. Produk biofoam selanjutnya didinginkan dan disimpan pada tempat dengan tingkat kelembapan rendah. Prospek biofoam sangat menjanjikan seiring makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan produk ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.
Informasi ini merupakan salah satu artikel yang tercantum dalam Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol.36 No.6 Th. 2014 yang dapat dilihat di sini.