Bukan sekedar koleksinya serba digital atau perangkatnya serba canggih, smart library harus didukung dengan staf perpustakaan yang cerdas dalam memberikan layanan sesuai dengan karakter pemustaka. Smart library adalah perpustakaan yang cerdas dan responsif terhadap kebutuhan dan keinginan pemustaka.
Ida Fajar, dosen Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) menguraikan hal tersebut pada acara “Bimbingan dan Temu Teknis Pengembangan dan Pengelolaan Perpustakaan Kementerian Pertanian,” 22 Februari 2022, di Hotel Horison Ciawi, Bogor. Perpustakaan perlu mengantisipasi perkembangan teknologi informasi di era revolusi industri 4.0. Perubahan perilaku masyarakat dengan gawainya, memunculkan beragam aktivitas dari mulai sistem pembelajaran berbasis online, webinar, tontonan online Netflix, musik Youtube, serta berkembangnya media sosial yang pesat penting menjadi perhatian perpustakaan. Perpustakaan harus berdaptasi dengan segala perubahan yang ada, bila tidak ingin ditinggalkan oleh pemustakanya.
“Perlunya informasi yang ada di perpustakaan bisa diakses oleh Google atau findable, karena keberadaan Google sebagai media pencari informasi sudah menjadi andalan oleh banyak orang,” ungkap Ida Fajar.
Koleksi dan produk informasi yang ada di perpustakaan, tidak hanya berbasis buku tercetak dan digital, tetapi juga harus bisa meng-capture pengetahuan dari masyarakat seperti ephemeral dan artefak. Pengetahuan kearifan lokal petani perlu disinergikan dalam membangun koleksi informasi di perpustakaan sebagai bentuk dari menjaga peradaban, memelihara, serta melestarikan khasanah keilmuan.
Ida Fajar mencontohkan kreativitas pustakawan dalam pembuatan Wikitani dengan berbagai bahasa, di mana pustakawan berperan menjadi reviewernya. Selanjutnya disampaikan bahwa pustakawan perlu berjejaring untuk meningkatkan dan mempermudah akses informasi. Perpustakaan perlu membangun website dan katalog yang interaktif dengan fasilitas request dan save serta fasilitas lain seperti komentar serta fasilitas masuk keranjang.
Perpustakaan perlu dilengkapi dengan sarana yang modern, misalnya robot untuk mengambil dan mengembalikan buku di rak koleksi. Perpustakaan perlu menyediakan welcoming space yang menarik, layanan atraktif, friendly staf, onsite dan online, serta responsif. Dengan smart library, perpustakaan harus adaptif dan mampu mengantisipasi perubahan teknologi didukung oleh pustakawan yang profesional. (Sutarsyah).