Mengenal Sejarah menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana sesuatu terjadi, begitu juga dengan dunia pertanian, mengetahui bagaimana sejarah pertanian dari masa ke masa, serta mengenalkan kembali sejarah pembangunan pertanian kepada generasi muda, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian menggelar Fokus Group Discussion (FGD) pada 29 Juli 2019 di Museum Tanah dan Pertanian.
Dibuka oleh Memed Gunawan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian terdahulu. Dalam sambutannya Memed mengatakan bahwa FGD ini digelar untuk menyusun buku sejarah perkembangan pertanian Indonesia, menurutnya sejarah pertanian merupakan sesuatu yang sudah lama. Ia berharap gagasan yang akan ditulis mendapat respon sehingga mendapat satu buku yang baik yang bisa dibaca oleh generasi penerus.
Lebih lanjut Memed mengatakan bahwa awal mula perjalanan pertanian sudah dimulai sejak lama, 3000 tahun sebelum masehi. Catatan tentang pertanian kita sudah ada sejak lama, salah satunya ada pada bangunan candi yang ada di Indonesia.
Sementara itu Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka) yang baru di lantik hari ini, Retno Sri Hartati Mulyandari mengapresiasi penyusunan buku perkembangan sejarah pertanian Indonesia, baginya penyusunan buku tersebut merupakan awal yang baik untuk pembangunan pertanian yang semakin baik.
FGD tersebut dihadiri oleh sekitar 80 orang peserta dengan menghadirkan narasumber Lutfi Yondri dari Balai Arkeologi Jawa Barat yang menyajikan materi pertanian zaman prasejarah. Lutfi mengupas bagaimana pertanian dimulai sejak zaman pra sejarah, dalam session ini terjadi diskusi hangat dimana awal mula terciptanya manusia pertama masih menjadi perdebatan dikalangan para ahli.
Narasumber selanjutnya Etty Saringendyanti ahli sejarah dari Universitas Padjajaran yang menyajikan materi mengenai pertanian jaman sejarah (jaman hindu-Budha) dimana jaman kerajaan dengan berbagai bukti sejarah menjadi salah satu catatan dalam perkembangan pertanian Indonesia. Kemudian Mohamad Iskandar yang hadir sebagai narasumber dengan menyajikan materi pertanian jaman islam dan kolonial. Narasumber lain adalah Ahmad Saubari dari Sinar Tani dan Warsito, sejarawan yang menyajikan materi pertanian pada pasca kemerdekaan.
Sementara itu Gayatri K Rana, Kepala Pustaka terdahulu membacakan hasil rumusan FGD, Gayatri mengungkapkan bahwa sejarah perkembangan pertanian dimulai dari jaman prasejarah yang dibagi menjadi dua jaman yaitu pra sejarah dan sejarah. “Selanjutnya Gayatri menambahkan bahwa periode selanjutnya adalah Pertanian masa hindu budha. “dengan ditemukan prasasti-prasasti Mulawarman dari kutai Kertanegara dan prasasti purnawarman dari Tarumanegara serta kerajaan-kerajaan lain, jejak masa hindu budha terkait dengan kerajaan masa itu dibuktikan adanya relief pertanian “ imbuh Gayatri
Lebih lanjut Gayatri menambahkan bahwa Jaman islam dan kolonial sudah mulai ada gambaran komoditas padi, sayuran, kopi. “pada masa itu, Indonesia mengekspor cabai di abad 15 perdagangan sudah sangat maju, dengan nada fakta-fakta dan bukti-bukti yang ada. Dari segi budaya masih terus berlangsung budaya islam .” Jelas Gayatri
Kemudian, tambah Gayatri, Pemerintah kolonial mengembangkan perkebunan negara. Selanjutnya Pada masa jepang banyak perkebunan terlantar pohon yang ditanam adalah pohon jarak, selanjutnya perkembangan pertanian jaman kemerdekaan akan disusun tahun depan dan menjadi buku kedua.
Dalam FGD tersebut hadir pula Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka) yang baru di lantik hari ini, Retno Sri Hartati Mulyandari yang mengapresiasi penyusunan buku perkembangan sejarah pertanian Indonesia, baginya penyusunan buku tersebut merupakan awal yang baik untuk pembangunan pertanian yang semakin baik.
Menurutnya masyarakat harus tahu gambaran umum jaman dahulu setelah itu baru mulai buku berseri. Gambaran umum bisa disusun, Selanjutnya ia mengatakan bahwa Output hari ini adalah rancangan buku sejarah perkembangan pertanian Indoesia, ia berharap dalam dua hari ke depan harus ada outline dan bulan agustus mendatang akan ada pertemuan lanjutan. “ Rencanaya Pustaka akan menyusun lima buku sejarah, tahun ini satu buku mulai jaman pra sejarah sampai kemerdekaan” ujar Retno.