Inovasi dalam layanan menjadi sebuah keharusan bagi seluruh perpustakaan agar tidak ditinggalkan penggunanya. Lantas bagaimana mewujudkannya agar pengguna makin tertarik dengan perpustakaan? Salah satunya adalah melalui promosi perpustakaan dengan cara mengemas ulang informasi. Guna mewujudkan inovasi tersebut, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) menggelar knowledge sharing kepustakawanan dengan tema “Kemas Ulang Informasi untuk Promosi Perpustakaan Pertanian”.
Acara knowledge sharing dibuka oleh Koordinator Substansi Perpustakaan PUSTAKA, Riko Bintari Pertamasari. Dalam sambutannya, Riko menyampaikan bahwa melimpahnya informasi yang tersedia seringkali tidak termanfaatkan, seperti halnya sumber-sumber informasi primer yang dapat dikemas ulang menjadi informasi lebih menarik dan lebih mudah dipahami. “Tantangan bagi pustakawan ke depan untuk mampu mengidentifikasi kebutuhan informasi dan mengemasnya menjadi lebih eye catching,” tambahnya.
Kegiatan knowledge sharing dilaksanakan secara virtual melalui zoom meeting pada Senin, 29 November 2021, dihadiri tidak kurang dari 135 peserta pustakawan dan pengelola perpustakaan dari berbagai instansi.
Narasumber pertama yaitu Kepala Pusat Data dan Analisa Majalah Tempo, Priatna. Dalam paparannya Priatna menjelaskan bagaimana teknik mengemas ulang informasi agar lebih diminati pengguna dengan tetap menjaga visi dan misi institusi. Priatna juga mencontohkan bentuk-bentuk hasil kemas ulang informasi dalam format digital dan online, di antaranya yaitu headline news yang dikemas digital, rehal buku/sinopsis, dan data mining dalam bentuk infografis.
Sementara itu, DW. Ari Nugroho, narasumber kedua dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyampaikan jenis-jenis informasi, fungsi informasi, proses kemas ulang informasi, dan produk informasi pengetahuan yang sudah dihasilkan BRIN. Beberapa produk informasi hasil kemas ulang informasi dari BRIN di antaranya seperti film produk informasi dokumenter IPTEK dan pohon industri informasi.
Knowledge sharing kali ini mendapatkan respons cukup baik dari peserta yang mendapatkan wawasan baru terkait kemas ulang informasi. (Herwan Junaedi)