Produksi jagung di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir yaitu 524.638 ton pada tahun 2011 menjadi 685.081 ton pada tahun 2015. Hal ini dikarenakan jagung merupakan sumber karbohidrat utama selain padi yang dikonsumsi masyarakat. Produksi jagung yang tinggi ketika musim panen mengakibatkan perlunya introduksi teknologi pengolahan jagung. Teknologi pengolahan jagung sudah dikenal masyarakat NTT sejak lama secaratradisional. Introduksi teknologi yang perlu dilakukan adalah untuk memperbaiki kualitas dan memperpanjang masa simpannya. Salah satu teknologi pengolahan jagung yaitu beras jagung instan. Beberapa alternatif teknologi pembuatan beras jagung instan yaitu dengan menggunakan starter mikroba, perebusan pada suhu 100 °C selama 30-60 menit, dan pembekuan pada suhu -20 °C dalam freezer selama 24 jam. Konsumsi berasan jagung juga dapat menstabilkan glukosa dalam darah karena jagung dari beberapa varietas dan jenis lokal mempunya indeks glikemik rendah rata-rata IG<40 sehingga layak untuk dikonsumsi penderita diabetes. Teknologi pengolahan beras jagung instan memiliki banyak manfaat dan keunggulan sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah konsumennya serta dapat menyukseskan diversifikasi pangan.
Untuk informasi lebih lanjut silakan akses Repository Publikasi Kementerian Pertanian pada tautan: http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/7252