Hari Selasa, tanggal 19 April 2022, telah dilaksanakan pelatihan pengelolaan perpustakaan berbasis inklusi sosial di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Jatinom, Klaten. BPP Jatinom telah terpilih sebagai salah satu BPP yang akan dikembangkan perpustakaannya sebagai perpustakaan berbasis inklusi sosial. Fasilitas perpustakaan BPP Jatinom berupa pojok baca dengan koleksi terbatas, baik jumlah maupun jenis koleksinya. Pelatihan pengelolaan perpustakaan dimaksudkan agar perpustakaan berdaya guna bagi penyuluh, petani dan masyarakat lainnya. Untuk itu perpustakaan perlu direvitalisasi agar dapat memenuhi kebutuhan pemustaka dimaksud.
Untuk mengembangkan perpustakaan BPP Jatinom, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dipersip) Kabupaten (Kab.) Klaten menyelenggarakan Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan di BPP Jatinom. Samino (Sub Koordinator Pengembangan dan Pembinaan Perpustakaan) dan pustakawan Dipersip memberikan pembinaan teknis pengelolaan perpustakaan. Materi pelatihan meliputi inventarisasi bahan perpustakaan, katalogisasi, klasifikasi, dan penataan koleksi. Pelatihan yang diberikan berupa teori (20%) dan praktek (80%). Dipersip Kab. Klaten dilibatkan dalam pelatihan agar nantinya dapat membina langsung perpustakaan BPP Jatinom yang ada di wilayah binaannya. Kegiatan ini dapat diagendakan sebagai sasaran pembinaan Dipersip Kab. Klaten. PUSTAKA akan bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan tersebut.
Riko Bintari, Koordinator Kelompok Substansi Perpustakaan PUSTAKA dalam sambutannya menyatakan BPP Jatinom sebagai salah satu kegiatan perpustakaan berbasis inklusi sosial di Kab. Klaten. Dari pelatihan ini diharapkan para penyuluh BPP Jatinom dapat mengelola perpustakaan dan memberikan pelayanan prima kepada pemustaka, baik dari lingkungan BPP Jatinom, maupun masyarakat sekitarnya terutama petani. Selain sebagai pusat informasi, diharapkan perpustakaan BPP Jatinom dapat dijadikan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan, minimal dalam hal melek informasi terlebih dahulu.