Tidak hanya sebagai tempat wisata yang bernilai historis tinggi, namun juga sebagai Soil Reference/referensi tanah yang diharapkan dapat menjadi bahan informasi mutakhir sebagai acuan untuk penulisan ilmiah dibidang ilmu tanah. Hal itu diungkapkan oleh Gayatri K Rana pada sambutannya dalam acara kunjungan Dharma Wanita Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian pada hari Sabtu tanggal 27 Januari 2018.
Tanah merupakan lapisan kulit bumi yang lunak dan gembur yang berasal dari batuan induk. Tanah mempunyai lapisan-lapisan yang berbeda warna dari lapisan atas sampai ke dalam. Dibagian paling dalam terdapat bagian keras yang sulit ditembus yang disebut sebagai batuan induk. Setiap daerah memiliki jenis dan klasifikasi berbeda. Dari jenis dan klasifikasi yang berbeda itu maka jenis tanaman yang akan ditanam pun berbeda. Kedepan museum tanah ini dapat menjadi referensi mengenai sifat dan karakteristik berbagai jenis tanah dan tanaman apa yang sesuai untuk jenis tanah tersebut.
Meski belum sempurna, upaya untuk terus melengkapi materi dan fasilitas museum tanah masih terus dilaksanakan. Fasiltas yang sudah ada dan siap digunakan adalah penginapan dan ruang rapat yang berada di gedung B Kompleks Museum. Ruang perpustakaan, sinema, dan area play ground untuk anak-anak saat ini masih dalam proses penyempurnaan untuk kelengkapan prasarana dan sarananya.
Pada acara kunjungan tersebut hadir Budi Handayani Hari Priyono selaku ketua Dharma Wanita Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian turut memberikan sambutan mewakili Dharma Wanita Setjen Kementan. Museum tanah diharapkan dapat mengibarkan nama Kementerian Pertanian dengan fasilitasnya yang makin lengkap. Kementerian Pertanian bisa bisa berbangga hati memiliki museum tanah, sebagai satu-satunya museum yang berfungsi sebagai Soil Referense. Selain itu dengan adanya fasilitas ruang perpustakaan di kompleks museum ini bisa bermanfaat untuk seluruh lapisan masyakat mulai dari murid TK sampai peneliti khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Seluruh peserta terlihat antusias, kagum dan terpesona melihat berbagai koleksi tanah dan batu, tidak ketinggalan seluruh peserta memanfaatkan moment foto bersama di kompleks museum. Salah satu batu yang dijadikan tempat untuk berfoto, yang konon kabarnya instragramable itu adalah batu jasper. Bentuknya yang unik, membuat pengunjung tertarik untuk mengabadikan momen kunjungannya.