Selasa, 26 April 2022, Pusat Perpustakaan and Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) menyelenggarakan Virtual Literacy (VL) Penulisan populer bertema “Menulis Artikel Pertanian di Media Populer”. Kegiatan ini dibuka oleh Koordinator Kelompok Program dan Evaluasi PUSTAKA, Dewa Ngakan Cakrabawa. Dalam sambutannya, Dewa menyampaikan bahwa PUSTAKA memiliki fungsi dalam pembinaan publikasi pertanian. Publikasi pertanian dilakukan di antaranya melalui artikel karya tulis ilmiah atau karya tulis populer di berbagai media. Oleh karena itu, diperlukan keahlian khusus dalam penulisan, sehingga dapat menyampaikan informasi secara tepat dan mudah dimengerti masyarakat. Melalui VL penulisan popular ini, diharapkan dapat menjadi inspirasi peserta untuk menulis agar hasil karyanya dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat yang membaca.
Dalam kesempatan VL kali ini, menghadirkan Yulianto, Manajer Editor Tabloid Sinar Tani. Narasumber yang telah menulis berbagai buku bertopik pertanian tersebut menyampaikan bahwa sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), menulis itu memiliki banyak manfaat di antaranya untuk mendapatkan angka kredit. Banyak kendala yang dihadapi saat akan membuat tulisan, seperti pemilihan tema dan cara membuat kerangka tulisan yang menghalangi seseorang dalam menulis.
Hal lain yang disampaikan oleh Yulianto, yaitu bahwa dalam menulis banyak yang masih menggunakan kata-kata yang berulang alias “kalimat boros”. Jadi memang harus bisa menghemat kata-kata agar yang membaca mudah memahami. “Hindari kalimat raksasa” ujar Yulianto. Banyak penulis yang membuat kalimat yang terlalu panjang yang menjadikan orang lelah membaca. Tulisan yang efektif diperlukan maksimal satu hingga tiga kalimat dalam satu paragraf, namun tidak boleh terlalu panjang kalimatnya. Judul menjadi pintu masuk bagi pembaca, dalam pembuatan judul perlu yang menarik, jika memungkinkan membuat judul yang menggoda agar pembaca penasaran.
Peserta sangat antusias mengikuti VL penulisan populer ini, baik melalui aplikasi Zoom maupun Youtube PUSTAKA. Peserta yang bergabung hampir mencapai 500 orang. Saat sesi diskusi empat orang peserta diberikan kesempatan untuk bertanya langsung kepada narasumber. Selain itu, cukup banyak peserta bertanya melalui chat zoom, Karena terbatasnya waktu yang tersedia, tidak semua pertanyaan dapat dijawab langsung. Namun, Yulianto dengan senang hati akan membantu jika ada peserta yang ingin berkonsultasi melalui e-mail atau Whatshapp. (Dhira)