Bertepatan dengan Hari Kartini, Kamis 21 April 2022, Tim Liputan Berita dari Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Kementerian Pertanian melaksanakan studi banding ke Redaksi Harian Kompas. Kegiatan ini bertujuan menggali informasi tentang teknik pencarian dan penulisan berita. Tim PUSTAKA yang diwakili Sutarsyah dan Dhira diterima oleh sekretaris redaksi yang juga juga wartawan Harian Kompas, Subur Tjahjono, di kantor Redaksi Harian Kompas, lantai 5 Menara Kompas, Jalan Palmerah Selatan No. 21 Jakarta Pusat.
Dalam studi banding, Subur Tjahjono menjelaskan teknik pencarian dan penulisan berita seperti yang dilaksanakan Harian Kompas. Tips dan trik penulisan berita menjadi materi penting. “Wartawan atau reporter tidak boleh mati angin atau kehabisan isu,” kata Subur.
“Untuk mengetahui perkembangan isu, penting untuk memantau media sosial, seperti Twitter. Kedekatan dengan narsumber atau sumber berita juga penting untuk mencari isu. Selain itu, ide dapat diperoleh dari membaca buku, dengan membaca juga menguatkan dan memperkaya berita yang ditulis,” jelas Subur. Lebih lanjut Subur juga menjelaskan bagaimana mencari judul agar menarik bagi pembaca. “Google Trends menjadi alat bantu untuk melihat tren berita yang diminati masyarakat,” ujarnya.
Dalam penulisan berita, kutipan dari narasumber penting untuk ditulis. Penulis juga perlu memerhatikan karakter pembaca dalam membaca berita. Penulisan berita perlu dilengkapi unsur berita 5W1H. Unsur 5W1H adalah what atau apa yang diliput, where atau di mana peliputan terjadi, when atau kapan diliput, who atau siapa yang menjadi narasumber, why atau mengapa peristiwa itu terjadi, dan how atau bagaimana peristiwa atau hal itu terjadi.
Berita yang telah diperoleh dapat ditulis dengan beragam jenis berita seperti berita langsung (hardnews) atau berita kisah (feature). Rata-rata panjang berita langsung adalah 2.500 karakter. Berita kisah umumnya lebih panjang dan lebih mendalam, serta membutuhkan pengamatan.
Penggunaan tagar juga penting digunakan agar berita cepat dijangkau oleh pembaca. “Tagar penting saat tulisan dipublikasikan agar berita dapat diakses lebih luas dan populer,” ujar Subur.
Setelah berdiskusi, Subur mengajak Tim PUSTAKA untuk melihat suasana ruang Redaksi Harian Kompas. Saat berkeliling, seorang wartawan Kompas, Haris Firdaus sedang mengedit berita. Haris menjelaskan teknik mencari dan menuliskan berita yang diliput. “Kalau meliput acara, yang perlu diberitakan adalah substansinya, bukan acaranya,” kata Haris. (Sutarsyah/Dhira)