Tekad Kementerian Pertanian untuk menjadikan Museum Tanah dan Pertanian menjadi museum terbesar se-Asia Tenggara telah dibuktikan dengan semakin banyaknya pengunjung baik pengunjung lokal maupun pengunjung dari luar negeri, biasanya mereka adalah para wisatawan yang sedang berwisata di Kota Bogor, namun ada juga pengunjung resmi yang datang dengan pendampingan dari Biro Kerjasama Luar Negeri (KLN) Kementerian Pertanian, seperti delegasi The Standing Committee for Economic and Commercial Cooperation of the Organization of the Islamic Cooperation (COMCEC) dari Turki yang berkunjung ke Museum Tanah dan Pertanian pada 25 Juni 2019.
Para delegasi itu adalah Ahmet Volkan G, Deputy DG, DG EU and Foreign Relations, Ministry of Agriculture and Forestry Turkey, Hami Alpas, Middle East Technical Univ, serta Adil Altan, Staff of MoAF. Mereka datang ke Indonesia dalam kerangka kerjasama COMCEC, untuk memaksimalkan proses transfer antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Turki dalam pengelolaan food loss dan waste.
Ketiga delegasi tersebut sangat terkesan dan sangat antusias mengunjungi galeri demi galeri, salah satu diantaranya adalah Ahmed Volkan G, ia mengungkapkan bahwa dirinya sangat terkesan dengan Museum Tanah dan Pertanian, “bagi kami ini adalah kesempatan yang sangat baik dapat mengunjungi museum yang indah ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembangunan museum ini.’ Ujarnya bersemangat.
“Kami sangat kagum karena museum ini didirikan dalam waktu yang cukup singkat, sungguh hasil kerja yang sangat bagus, saya akan merekomendasikan kepada negara Turki dan seluruh negara anggota OIC (Organization Of Islamic Cooperation) untuk memiliki museum seperti ini di Turki, museum yang kami miliki tergolong kecil, tidak sebesar ini” ungkap Volkan.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa ia sangat senang karena telah diberi kesempatan untuk mengetahui sejarah dan berbagai teknologi produksi serta berbagai macam tanaman pertanian, kemudian ia menyarankan bahwa ke depan museum ini harus memiliki mesin penerjemah untuk bahasa yang berbeda, yang menurutnya akan sangat membantu orang luar memahami isi dari museum.
Selanjutnya ia menceritakan, bahwa turki memiliki berbagai macam komoditas kecuali tanaman tropis, komoditas itu adalah tebu, kopi dan cokelat serta gandum yang merupakan komoditas utama. “Turki adalah negara yang besar meski tidak sebesar Indonesia, “ ujarnya.
Kemudian ketika ditanya mengenai kesannya minum teh Indonesia di museum? Ia menjawab bahwa di negaranya teh sangat popular, teh yang di produksi Turki hampir sama dengan Indonesia, rasanya juga mirip, hanya saja teh turki lebih kental, "kesempatan yang sangat bagus untuk dapat mencicipi teh Indonesia dalam perjalanan kami dan kami sangat suka.” Ungkapnya.
Tidak lupa Volkan menyemangati agar Museum Tanah dan Pertanian dapat sukses ke depannya. “Sukses selalu untuk Museum Tanah dan Pertanian,” Serunya.