Deskripsi Buku
Judul: Petunjuk Teknis Budi Daya Tanaman Kentang
Penyusun: Rahmi H. dkk.
Penerbit: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat
Tahun terbit: 2021
ISBN: 978-602-53562-2-3
Link akses: http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/15318
Resensi Buku
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas hortikultura yang memegang peranan penting dan mendapat prioritas untuk dikembangkan serta mempunyai potensi dalam diversifikasi pangan. Komoditas ini termasuk tanaman pangan utama keempat dunia setelah padi, gandum dan jagung. Kentang dapat digunakan sebagai sayur maupun olahan dalam bahan baku industri misalnya potato chips/keripik, pakan dan berpotensi untuk biofarmaka.
Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kentang ini terdiri atas dua bab. Bab I memuat informasi luas panen, produksi, dan produktivitas kentang di Indonesia tahun 2014-2018. Luas panen kentang di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 68.683 ha, turun dari tahun sebelumnya yaitu 75.611 ha. Walaupun demikian, produksi kentang tahun 2018 mengalami peningkatan yaitu 1.284.760 ton dari tahun sebelumnya sebesar 1.164.738 ton. Selain itu, pada bab ini dijelaskan komposisi gizi umbi kentang. Dilihat dari komposisi gizi, kentang cocok digunakan sebagai makanan pengganti beras atau sebagai bahan makanan untuk diet.
Pada Bab II dikemukakan teknik budi daya kentang, mulai dari pemilihan lokasi, budidaya sampai panen dan pascapanen. Untuk pemilihan lokasi, kentang tumbuh baik pada lingkungan suhu rendah, yaitu 15-20 0C, cukup sinar matahari, dan kelembapan udara 80-90%. Tahap pertama yang dilakukan adalah penyiapan lahan, pembersihan lahan, pengolahan tanah, dan penetapan jarak tanam. Selanjutnya, penyiapan bibit yang bebas hama dan penyakit serta tidak cacat dan kulitnya kuat. Pupuk dasar diberikan sebelum tanam. Waktu tanam yang paling baik dilakukan pada pagi atau sore hari.
Setelah penanaman, dilakukan pengairan, penyulaman, pemasangan ajir/turus, pemupukan susulan dan pembubunan, penyiangan serta sanitasi. Hama yang menyerang tanaman kentang, yaitu ulat grayak, kutu daun, dan orong-orong, sedangkan penyakit pada tanaman kentang berupa busuk daun, layu bakteri, busuk umbi, fusarium, dan bercak kering. Gejala serangan oleh hama dan penyakit serta cara pengendaliannya juga dikemukakan. Umbi kentang dapat dipanen setelah daun dan batangnya menguning serta umbinya tidak mudah mengelupas saat terjadi gesekan. Panen dapat pula dilakukan setelah umur tanaman mencapai umur sekitar 100 – 110 hari untuk bibit dan 120 hari setelah tanam untuk keperluan konsumsi atau tergantung kultivar/varietas. Pascapanen kentang merupakan tahapan yang penting untuk memperoleh umbi kentang yang bermutu. Tahapan pasca panen kentang meliputi pembersihan, sortasi dan grading, penyimpanan dan pengemasan.
Buku ini disajikan dengan ringkas dan mudah dimengerti disertai dengan gambar-gambar yang informatif. Buku ini layak dijadikan referensi atau pedoman bagi petani,penyuluh, dan masyarakat yang berminat dalam budi daya kentang. (MZ 2022)