Deskripsi Video
Judul: Inseminasi Buatan Tingkatkan Populasi Sapi
Produksi: Pustaka- Kementerian Pertanian
Narasumber: Balai Embrio Ternak Cipelang
Link: https://www.youtube.com/watch?v=B6xgIrVlNeQ
Sinopsis Video
Sapi merupakan sumber daging dan susu untuk mendapatkan protein hewani. Selain itu, sapi dapat dimanfaatkan kulitnya menjadi sepatu/tas/kerupuk, tenaganya dimanfaatkan untuk membajak sawah, serta kotorannya untuk pupuk dan biogas. Kebutuhan konsumsi sapi di tahun 2019 adalah 686.270 ton dengan produksi nasional sebanyak 404.590 ton. Pada tahun 2020 kebutuhan daging mencapai 717.150 ton. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan produksi sapi, salah satunya dengan cara inseminasi buatan (IB).
IB merupakan suatu teknologi reproduksi proses perkawinan buatan terhadap sapi betina. Tujuan IB adalah peningkatan angka populasi sapi ternak melalui peningkatan angka kelahiran dengan cepat dan teratur. Program IB telah dimulai tahun 1960-an dan berhasil mendongkrak produksi sapi dalam negeri. Program ini meningkatkan kuantitas dan kualitas sapi. IB juga mampu meningkatkan kualitas daging, meningkatkan produktivitas, memperbaiki mutu genetik sapi, menghindari penularan penyakit bawaan, menekan angka kematian anak dan peningkatan populasi sapi.
Peternakan sapi milik H. Acep di Cibungbulang Kabupaten Bogor Jawa Barat telah menerapkan IB. Mulai fokus pada sapi perah di tahun 2001, peternakan yang memiliki 270 ekor sapi betina telah menerapkan IB untuk menjaga kebuntingan sapi sehingga bisa diperah susunya. Bekerjasama dengan koperasi, peternakan ini memperoleh sperma dari sapi jantan (straw) seharga Rp. 7000.- dari Pemerintah Kabupaten Bogor. Peternakan ini menghasilkan susu rata-rata hingga 3500 liter dan melahirkan rata-rata 15 ekor setiap bulannya.
Balai Inseminasi Buatan (BIB) Singosari dan BIB Lembang telah membuat bahan baku inseminasi buatan, yaitu sperma atau semen sapi jantan. Sperma dari sapi jantan (straw) yang terpilih dibekukan hingga minus 196 0C agar dapat disimpan dalam waktu yang lama. Proses IB dilakukan pada sapi betina yang telah birahi, yang ditandai dengan: 1) organ reproduksi sapi betina mengeluarkan lendir yang menempel pada ekor, 2) vulva berwarna merah, 3) perilaku agresif, nafsu makan berkurang, dan gelisah, dan 4) sering kencing. Sperma yang akan di-IB-kan, dikeluarkan dari container, diproses thawing dengan air hangat (37 0C) sampai mencapai temperatur ruangan, kemudian dengan menggunakan alat IB dimasukkan ke alat reproduksi betina. Dua atau tiga bulan kemudian diperiksa kebuntingannya. Keberhasilan IB ditentukan oleh kejelian petugas dalam pengamatan tanda-tanda birahi sapi. Pada saat ini ketepatan waktu IB diperlukan. Selain itu, keberhasilan IB juga ditentukan oleh kesehatan reproduksi sapi dan kualitas sperma. (BEWE2022)