Bagaimana melakukan promosi dan sosialisasi perpustakaan untuk menggaet banyak pemustaka? berbagi pengalaman, sudut pandang serta tips dan trik promosi hingga meningkatkan branding perpustakan dikupas tuntas dalam Knowledge Sharing Kepustakawan yang digelar oleh Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) pada 31 Mei 2021.
Pada kesempatan tersebut hadir Kepala PUSTAKA, dalam pengantarnya ia menjelaskan bahwa era industri 4.0, jaringan internet menjadi kebutuhan. "Kunjungan secara fisik boleh berkurang tetapi kunjungan secara virtual harusnya bisa meningkat." Ungkapnya bersemangat.
Pada era pandemi, PUSTAKA membuat teroboson-terobosan dengan mengoptimalkan pengembangan digital library, e-resources pertanian, e-jurnal internasional, perpustakaan dalam genggaman i-tani, virtual literasi dan sebagainya. "Untuk dapat mensosialisasikan seluruh layanan perpustakaan maka perlu ada usaha promosi dan sosialisasi." Ujarnya.
Selanjutnya ia mengungkapkan bahwa layanan perpustakaan terus ditingkatkan untuk memberikan kepuasan pada pemustakanya. Termasuk juga memberikan berbagai sharing mengenai kegiatan kepustakawan dalam rangka peningkatan pengetahuan para pustakawan maupun pengelola perpusatakaan.
Acara yang diikuti oleh 836 partisipan dan dilakukan secara daring tersebut menghadirkan narasumber Kepala Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga sekaligus Ketua APPTIS, Adviser Board Community of SLA Asia, Labibah Zain serta Pustakawan yang juga menjadi Kapokja Perpustakaan dan Edukasi Publik, Kemendikbudristek, Chaidir Amir.
Paparan dari kedua narasumber sangat inspiratif, dijelaskan oleh Labibah bahwa promosi bukanlah tanggung jawab pemimpin tetapi menjadi tanggungjawab semua, dan kita perlu mempromosikan yang kita miliki, yang sudah kita lakukan, juga harus mengedukasi bagaimana cara memanfaatkan e-resouces yang dimiliki perpustakaan. "Yang terpenting adalah harus berani untuk membranding", ungkap Labibah.
Sementara itu Chaidir Amir mengungkapkan bahwa promosi perpustakaan yang dilakukan oleh pustakawan adalah untuk menjalin hubungan baik dengan pemustaka. Selanjutnya dalam kegiatan promosi harus dilakukan evaluasi, hal ini untuk untuk mengetahui efektivitas promosi yang sudah dilakukan dan apakah layanan yang dipromosikan tersebut dapat membantu pemustaka dalam kebutuhan mereka akan informasi.
(Reporter :Listina, Editor : Eni Kustanti/Boy Dewa)