Melalui penelitian selama 25 tahun, pada tahun 2014 Balitbangtan telah menghasilkan domba Compass Agrinak sebagai rumpun baru domba pedaging unggul Indonesia. Pemuliaan dilakukan di Loka Penelitian Kambing Potong dan Balai Penelitian Ternak. Domba Compass Agrinak merupakan domba komposit, hasil persilangan domba lokal Sumatera dengan domba Barbados Blackbelly dan domba St. Croix, dengan komposisi 50% domba lokal Sumatera, 25% domba rambut St. Croix, dan 25% domba rambut Barbados Blackbelly.
Domba komposit Compass Agrinak memiliki bobot sapih pada generasi pertama (F1) lebih tinggi 51,6% dari domba local Sumatera, 12,5% lebih tinggi dari persilangan domba St. Croix dengan domba lokal Sumatera (St. Croix cross), dan 12% lebih tinggi dari persilangan Barbados Blackbelly dengan domba lokal Sumatera (Barbados cross). Demikian pula pertumbuhan domba Compass Agrinak (110,5 g/hari) lebih cepat disbanding domba Barbados cross (108,2 g/hari), St Croix cross (97,4 g/ hari), dan domba lokal Sumatera (81,5 g/hari).
Di samping itu domba komposit ini cenderung mempunyai daya hidup prasapih lebih baik dan Karakteristik sifat reproduksi pejantan pada umur pubertas 249- 277 hari/ekor dan bobot badan saat pubertas 15,3-15,7 kg/ekor. Domba Compass Agrinak juga memiliki bobot badan rata-rata pada saat lahir, umur sapih (3 bulan), 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan masing-masing 2,2 kg, 11,9 kg, 13,6 kg, 16,2 kg, dan 19,7 kg. Domba Compass Agrinak telah tersebar hampir di seluruh kabupaten di Sumatera Utara. Untuk tujuan penelitian, domba Compass Agrinak telah disebarkan ke Provinsi Aceh, Riau, Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah.
Informasi ini merupakan salah satu artikel yang tercantum dalam Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian >> Vol.37 No.2 Th. 2015.