Sapi pesisir merupakan sapi lokal asli Sumatera Barat yang memiliki kemampuan tinggi dalam mengkonversi pakan berkualitas rendah menjadi daging. Sifat-sifat unggul ini telah dimanfaatkan masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan akan protein hewani. Namun, dalam beberapa tahun terakhir pengembangan sapi pesisir menghadapi masalah kemunduran produksi yang tercermin pada penurunan populasi dan produktivitas akibat minimnya daya dukung lingkungan, dan daya saing yang rendah terhadap sapi impor.
Pengembangan sapi pesisir dihadapkan pada berbagai tantangan yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak untuk mempertahankan kelestariannya. Tantangan tersebut meliputi: 1) penurunan populasi yang tajam dalam satu tahun terakhir, 2) penurunan produktivitas ternak akibat terbatasnya sumber daya alam, 3) keterbatasan rumput di wilayah pengembangan sapi pesisir sehingga hanya mampu mendukung pertumbuhan minimal, dan 4) peternak beralih memelihara sapi impor dan meninggalkan mengusahakan sapi pesisir.
Dalam menyikapi tantangan tersebut, Pemerintah Daerah perlu menyusun strategi dan kebijakan yang komprehensif, sistematis, terintegrasi secara vertikal maupun horizontal, berdaya saing, dan berkelanjutan. Pengembangan sapi pesisir dapat dilakukan melalui pendekatan yang berkelanjutan, modern, dan profesional dengan memanfaatkan inovasi teknologi.