Cabai Katokkon adalah salah satu jenis cabai yang rasanya khas, berasal dari Toraja. Di Toraja, cabai disebut dengan lada, sehingga cabai ini disebut juga dengan lada katokkan/katokkon. Cabai Katokkan memiliki tingkat kepedasan yang lebih pedas dari cabai rawit biasa dan memiliki aroma yang khas.
Bentuk cabai katokkon mirip seperti paprika yang berbentuk lonceng atau bell dan berukuran mini, sekilas mirip dengan paprika minimix, namun rasanya pedas. Saat masih muda, warna cabai Katokkon ini hijau, lalu berubah menjadi kuning jingga dan merah sempurna saat matang.
Manfaat cabai Katokkon, diantaranya:
- Menambah nafsu makan
- Obat awet muda karena bisa memperlambat penuaan
- Anti stress
- Membantu mengatasi masalah persendian
- Membantu menurunkan kolestrol
- Membantu melancarkan aliran darah
- Membantu mencegah stroke
- Membantu meredakan batuk berdahak
- Membantu melegakan hidung tersumbat
- Membantu meredakan migrain
Cabai yang terkenal dengan rasa pedasnya ini merupakan salah satu jenis tanaman agribisnis unggulan spesifik Toraja yang harganya cukup tinggi. Ini menjadi peluang peningkatan pendapatan dan serta kesejahteraan para petani dan keluarganya, namun sangat tergantung pada iklim. Pada musim penghujan buah akan berguguran karena adanya serangan hama dan penyakit akibat kelembaban yang cukup tinggi. Oleh karena itu teknologi budidaya dengan mulsa plastik diharapkan dapat membantu petani mengatasi masalah agribisnis budi daya cabai bakul (Lada Katokkon). Adapun tahapan pelaksanaan budi daya Lada Katokkon meliputi :
Seleksi Benih
Buah lada Katokkon yang akan digunakan sebagai benih adalah buah yang setidaknya merupakan hasil panen kedua dan mempunyai bentuk permukaan bawah buah yang rata (tidak lonjong).
Persemaian
Buah yang telah diseleksi, bijinya dikeluarkan kemudian dijemur/di angin-anginkan selama kurang lebih 7 hari. Pada saat pesemaian, rendam benih dalam air suam-suam kuku selama kurang lebih 24 jam, kemudian tiriskan benih dan campur dengan abu dapur halus dengan perbandingan benih dan abu + 1 : 10.
Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan secara sempurna dilakukan 2 kali. Pengolahan pertama meliputi pembongkaran tanah dengan menggali sedalam 25-30 cm, kemudian lahan dibiarkan 1 minggu agar gas-gas yang berbahaya dalam tanah dapat menguap.
Penanaman
Bibit sudah dapat di tanam setelah berumur ± 3 minggu di kokeran. Bibit ditanam kedalam lubang tanam yang telah disiapkan secara tegak lurus dan pangkal tanaman harus rata dengan permukaan mulsa untuk mengurangi serangan hama jangkrik.
Pemeliharaan Tanaman
Pada saat tidak turun hujan, penyiraman dapat dilakukan maksimal 3 kali dalam seminggu. Perempelan tunas dilakukan saat umur tanaman mulai 4 - 8 minggu di pertanaman. Selain pupuk dasar, tanaman cabai pun harus diberi pupuk susulan. Teknik pemupukan pada sistem mulsa plastik dilakukan melalui penyemprotan pupuk organik cair melalui daun maupun dengan cara pengecoran pada lubang tanam.
Link terkait
http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6213