Kemasaman tanah yang tinggi menjadi permasalahan dalam pengembangan lahan rawa pasang surut untuk pertanian, termasuk jeruk. Apabila tidak dikelola dengan tepat, tanah masam dapat menghambat pertumbuhan tanaman, menyebabkan produksi buah tidak optimal, mengakibatkan tanaman menjadi rentan terhadap penyakit terutama Diplodia dan Phytophthora, dan menyebabkan umur tanaman menjadi lebih pendek. Berbagai studi sebelumnya mengungkapkan bahwa beberapa bahan amelioran yang umum diberikan adalah kapur pertanian, abu janjang sawit, sekam bakar, dan pupuk kandan. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika telah merakit bahan pembenah tanah yang diberi nama Biojestro.