Pada era digitalisasi saat ini, berbagai informasi membanjiri di media sosial. Hal ini seringkali membuat masyarakat bingung. Lalu bagaimana strategi kita selaku ASN Kementan dalam menyusun konten pertanian untuk media sosial secara bijak? Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian (PUSTAKA) mengemasnya dalam kegiatan bimtek pada 25 Juli 2023 di PUSTAKA.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah sekitar 50 orang terdiri dari pengelola kehumasan lingkup Kementan. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti rangkaian acara yang dilaksanakan.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala PUSTAKA, Muchlis. Dalam sambutannya, ia mengungkap bahwa tantangan dan dinamika terbaru di dunia sekarang ialah media sosial. Menurutnya informasi saat ini harus cepat dan tepat disampaikan kepada masyarakat.
“Untuk mengejar kecepatan itu, PUSTAKA memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan informasi-informasi di bidang pertanian secara baik dan tepat sasaran,” ungkap Muchlis.
Rezky Permana, Widyaiswara Kementerian Pertanian yang hadir sebagai narasumber kegiatan tersebut mengungkap bahwa ada empat tingkatan literasi, yang pertama kemampuan mengumpulkan sumber bacaan, kedua kemampuan memahami apa yang tersirat dari yang tersurat, ketiga adalah kemampuan mengemukakan ide, gagasan, teori, kreativitas dan inovasi baru, serta keempat kemampuan menciptakan barang atau jasa yang bermutu.
Selanjutnya, Resky mengungkap bahwa ketika menyebarluaskan konten literasi perlu membuat implementasi rencana komunikasi dengan membangun pesan kunci berdasarkan manfaat yang dirasakan. Selain itu perlu disiapkan kontra komunikasi jika ada upaya dari oposan. Gunakan pihak ketiga untuk relasi dengan media, susun tahapan langkah untuk relasi dengan stakeholder kunci, selanjutnhya gunakan pendekatan untuk media intensif (site visit, media visit, press conference, media ghathering, dan social media engagement)
Acara tersebut juga menghadirkan digital marketer, Ivan Anwar. Dalam paparannya ia mengungkap ada dua jenis cara mencari informasi, yang pertama melalui menu search atau mesin pencarian di website, blogspot, Youtube Video, dan Tiktok Video. Kemudian kedua yaitu pattern interrupt atau pencarian melalui media sosial, Instagram, Facebook, Whatsapp, Tiktok, serta Twitter. Konten-konten media sosial menyajikan konten yang tepat kepada segment yang tepat.
Menurutnya, media sosial merupakan teknologi interaktif di mana dalam teknologi ini terjadi interaksi dua arah. Selanjutnya dalam penyebarluasan informasi mengapa harus media sosial ? jawabannya adalah karena media sosial merupakan media digital marketing yang paling mudah dipenetrasi, kemudian media sosial juga sebagai tempat riset calon pelanggan.
Lebih lanjut, ia mengungkap bahwa fenomena masyarakat saat ini adanya konsep showrooming, di mana seseorang yang ingin membeli sebuah produk akan melakukan riset di internet, kemudian mengunjungi toko lalu membuka smartphone kemudian dia membeli secara online.
“Media sosial saat ini sudah memiliki beberapa konsep, seperti media komunikasi dan media marketing. Media sosial sebagai sarana berkomunikasi memulai percakapan bersama komunitas, serta menjalin hubungan dengan berbagai stakeholder.” Ungkapnya