Jaring Naskah Bunga Rampai, PUSTAKA Gelar Kegiatan Inkubasi Literasi Literasi Pertanian harus disebarluaskan kepada masyarakat umum agar mereka dapat memiliki pengetahuan terkait dunia pertaniaan. Salah satu cara penyebarluasannnya yaitu melalui tulisan. Untuk dapat menjaring dan membina para penulis yang profesional, Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian (PUSTAKA) menggelar kegiatan Inkubasi Literasi Pertanian pada 26 Juli 2023
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala PUSTAKA, Muchlis. Dalam sambutannya, ia mengungkap bahwa salah satu tim kerja di PUSTAKA adalah Pertanian press, yang merupakan penerbit milik Kementerian Pertanian. Pertanian Press menerbitkan buku-buku yang diproduksi oleh Kementerian Pertanian
Menurut Muchlis, saat ini ada tiga metode yang dilakukan oleh Pertanian Press dalam menjaring naskah untuk diterbitkan. Metode pertama yaitu kolaborasi penulisan buku. Kegiatan ini dilakukan bersama unit kerja lingkup Kementerian Pertanian. Beberapa unit kerja yang pernah berkolaborasi di antaranya Direktorat Perlindungan Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura serta Balai Pengujian Standar Instrumen Tanah dan Pupuk.
Metode kedua yaitu Pembinaan kepada pegawai yang memiliki potensi penulisan. Dalam penerapan metode ini kegiatan yang sudah dilakukan adalah pendampingan buku popular di wilayah Yogyakarta dan jawa tengah.
Lebih lanjut Muchlish mengungkap bahwa metode ketiga adalah Inkubasi litreasi. Dalam kegiatan ini PUSTAKA menjaring dan melakukan pembinaan kepada penulis naskah dengan menghadirkan narasumber sebagai pendamping dalam penulisan.
Tujuan dari kegiatan inkubasi literasi ini adalah menjaring dan menghimpun naskah tentang pertanian untuk diseleksi di Pertanian Press. Melalui penjaringan ini diharapkan para penulis dapat memiliki strategi dalam menulis naskah.
Pada akhir sambutannya, Muchlish berharap agar para penulis dapat menulis lebih baik sehingga kualitas naskah bertambah baik dan pada akhirnya dapat diterbitkan setelah melalui proses penyuntingan sehingga memenuhi standar penerbitan.
Kemudian ia juga berharap agar kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman dan produktivitas Pertanian Press. Dengan adanya buku yang diterbitkan oleh Pertanian Press, diharapkan informasi literasi pertanian dapat tersebar lebih luas sehingga dapat mendukung terwujudnya pertanian maju, mandiri, dan modern.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Sardi Duryatmo, Direktur Majalah Trubus. Dalam paparannya, narasumber mejelaskan bahwa ciri dari buku bunga rampai, yaitu dalam buku tersebut terdiri atas beberapa jenis tulisan dari beberapa orang penulis. Ciri lain dari bunga rampai yaitu tulisan berupa artikel ilmiah.
“Dalam buku bunga rampai harus memuat satu topik. Meski terdiri atas beberapa tulisan, tulisan tersebut harus berkesinambungan,“ jelasnya. Menurutnya, masalah yang dibahas dalam bunga rampai harus melalui berbagai pendekatan dan aspek sudut pandang beberapa keilmuan.
Selanjutnya, ia membeberkan bahwa ciri khas dari buku bunga rampai biasanya pada sampul ditulis objek tulisan. Selanjutnya harus ada editor sebagai filter agar tulisan tidak tumpang tindih. Nama penulis di tiap bab. Namun, ada penerbit yang mencantumkan nama dan ada juga yang tidak mencantumkannya.
“Nama penulis biasanya dicantumkan dalam daftar isi, setiap bab memiliki keterkaitan, pernyataan hak cipta wajib ada, selanjutnya ada ruang persembahan penulis, dan tercantum ucapan terima kasih jika banyak yang berkontribusi,” bebernya.
“Syarat buku bunga rampai, yaitu harus diterbitkan oleh penerbit ilmiah, kemudian harus ada ISBN, syarat lainnya adalah harus ada penyuntingan dari editor yang dapat menyelaraskan setiap bab,” ungkapnya.
Narasumber juga menjelaskan tentang kejelasan tulisan agar mudah dipahami. Dalam hal ini ia menyarankan agar para penulis menggunakan kata yang sudah dikenal, menggunakan kalimat kongkrit dengan jenis kalimat pendek, menggunakan bahasa Indonesia, serta menggunakan kalimat tunggal.
Di sesi akhir paparannya, Sardi juga memberi tips menulis. Menurutnya, tulisan harus ringkas dan memperhatikan keterpautan. Tulisan juga harus tuntas dalam membahas sebuah topik. Selanjutnya ia juga menyarakan agar para penulis memperhatikan keterpaduan dan penekanan kata.
Pada kesempatan kali ini juga menghadirkan Dodi Mawardi sebagai narasumber. Dodi merupakan penulis, editor, serta asesor kompetensi BNSP bidang penulisan dan penyuntingan. Materi yang disampaikan yaitu terkait teknik menulis buku ilmiah populer. Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa menulis popular itu mudah jika kita tahu siapa yang akan membacanya. Kita harus tahu jenjang pendidikan dari segmen pembaca kita.
Menurutnya tulisan harus jelas dan mudah dibaca agar pembaca semakin mudah dan memahami. Ia menyarankan agar para penulis menggunakan kalimat pendek, mengurangi koma, dan memperbanyak titik. “Gunakan kalimat aktif, gunakan maksimal 15 kata perkalimat, KISS (keep it short and simple),” ujarnya.
Dodi juga menyarankan agar para penulis membuat kalimat pembuka yang menarik serta kalimat penutup yang berkesan. “Gunakanlah variasi opening/ending, cerita, kutipan tokoh, kutipan buku, peribahasa, majas, kata Mutiara, semiotik, humoris, statistik, dan lain-lain,” pungkasnya (TP)