Judul : Penerapan Good Agriculture Practices Kopi di Sumatera Utara
Penyusun : Tristiana Handayani, dkk.
Penerbit : Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sumatera Utara
Tahun Terbit : 2023
Jumlah Halaman : 47 halaman
Link Akses : https://repository.pertanian.go.id/items/cd3f15f0-de12-4012-bee1-bd37babe36d8
Kopi merupakan komoditas perkebunan penting dalam mendongkrak perekonomian Indonesia dan berkontribusi dalam menyumbang devisa sebagai komoditas ekspor. Kopi Sumatera salah satu jenis kopi yang sangat dikenal dunia sebagai kopi terbaik yang dihasilkan dari perkebunan Indonesia. Kopi Sumatera sangat digemari salah satu nya di Amerika bahkan disana menjadi sangat legendaris.
Bagi penikmat kopi, cita rasa kopi Sumatera Utara berbeda dengan jenis kopi yang lain, cita rasa yang berat dan sangat komplek membuatnya istimewa diantara kopi lainya. Hal ini dipengaruhi oleh struktur tanah yang baik dan subur serta udara dan ketinggian yang sesui di Sumatera Utara.
Budidaya kopi berstandar menjadi sangat penting dalam meningkatkan produksi maupun mutu hasil tanaman kopi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya yang menerapkan Good Agriculture Practise atau cara budidaya yang baik.
Dalam hal ini Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sumatera Utara (BPSIP SUMUT) menerbitkan buku yang bertajuk “Penerapan Good Agriculture Practise Kopi di Sumatera Utara”. Budidaya kopi yang baik tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 49/Permentan/OT.140/4/2014 yang disebut dengan Good Agriculture Practice coffee (GAP). GAP kopi ini meliputi persyaratan tumbuh tanaman kopi, persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan, pemangkasan, pengendalian, hama terpadu, panen dan pascapanen.
Penyajian buku ini terdiri dari dua bagian utama yaitu budidaya kopi arabika dan budidaya kopi robusta. Masing-masing dibahas berurutan mulai dari pemilihan lahan sampai dengan panen dan pascapanen. Semua sub bagian dibahas secara sistematis, ringkas, jelas dan sangat aplikatif sehingga mempermudah dalam pemahaman. Perbedaan keduanya yang sangat nyata dalam persyarat tumbuh kopi robusta memerlukan iklim yang lebih dingin meliputi tinggi tempat, curah hujan, serta suhu udara cenderung memerlukan syarat yang lebih tinggi dibanding kopi Arabika. Dalam jarak tanam kopi Arabika cenderung ditanam dengan jarak lebih dekat dan disesuikan dengan tipe tanaman.
Cara budidaya dua jenis kopi ini cenderung mempunyai tahapan yang sama. Untuk mendalami permasalahan budidaya sangat diperlukan membaca referensi lain yang membahas lebih mendalam. Cara budidaya mengikuti pedoman standar ini akan menghasilkan kopi yang lebih produktif dan berkualitas.
Buku ini sangat bermanfaat bagi pengusaha tani kopi terutama dalam praktik langsung ke lapangan. Namun bilamana informasi ini tersaji dilengkapi infografis akan lebih menarik dan mudah dipahami terlebih dalam membedakan cara budidaya kedua jenis kopi yaitu arabika dan robusta. Analisa ekonomi juga sangat dibutuhkan dalam hal ini sehingga informasi profit yang didapat akan lebih menyakinkan dalam analisa kelayakan usaha. (DA’24)