Produktivitas tanaman kakao, sawit dan jagung yang diusahakan melalui perkebunan rakyat masih relatif rendah. Oleh karena itu penting bagi petani pekebun untuk meningkatkan pendapatan dengan mengoptimalkan sistem usahatani integrasi ternak dan tanaman. Limbah tanaman maupun kotoran ternak merupakan potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal Melalui penerapan teknologi integrasi tanaman ternak dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan ternak serta pendapatan petani. Selain itu, diharapkan tingkat kesuburan lahan dapat ditingkatkan dan kelestarian lingkungan dapat berjalan bersama, sehingga efisiensi dalam berusaha tani akan tercapai. Membangun pertanian integratif tanaman dan ternak harus didukung dengan inovasi teknologi yang berwawasan untuk masa depan.

Dalam bab I dijelaskan  integrasi tanaman ternak secara umum yang sudah menjadi kebiasaan bagi petani di Asia Tenggara. Dalam bagian ini juga dijelaskan nilai tambah, keuntungan dan kerugian, serta manfaat dan dampak dari integrasi tanaman ternak. Bab 2 memberikan gambaran umum jagung di indonesia. Dalam bab ini diuraikan luas panen, produksi, produktivitas, dan potensi limbah jagung. Hal yang sama berlaku untuk tanaman kelapa sawit,  kakao, dan sapi. Pada bab 3-5. Pada bab 6-8 secara berturut-turut disampaikan informasi mengenai integrasi jagung-sapi, integrasi kelapa sawit-sapi, dan  integrasi kakao-sapi. Pada bab ini secara rinci diuraikan hal-hal yang terkait dengan integrasi tersebut, yaitu pola integrasi, teknologi budidaya, limbah tanaman sebagai sumber pupuk organik, limbah tanaman sebagai sumber pakan ternak sapi, limbah ternak sapi sebagai sumber pupuk organik padat dan cair, limbah ternak sapi sebagai sumber biogas, perkandangan ternak sapi,  dan peningkatan pendapatan melalui integrasi tanaman-sapi. Pada bab 9 dijelaskan penerapan integrasi tanaman ternak di indonesia.

Buku ini memberikan solusi untuk meningkatkan pendapatan petani melalui Integrasi Tanaman- Ternak. Hanya saja petani tidak akan dengan mudah mengikuti informasi yang diuraiankan dalam buku ini, karena masih lebih berformat ilmiah dengan data yang disajikan  secara rinci.  Dengan demikian diperlukan penyuluh untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa popular. Walaupun demikian, pembaca dipermudah dengan adanya denah yang dibuat. (BEWE 2023)