Judul | : | Beradaptasi terhadap Perubahan Iklim Pada Sektor Pertanian |
Penerbit | : | Balai Besar Pengkajian dan Teknologi Pertanian |
Tahun Terbit | : | 2021 |
Jumlah Hal | : | 41 P |
Link | : | https://repository.pertanian.go.id/items/e7b3af2e-ad0d-452d-8622-104eb0df0d31/full |
Suhu bumi makin panas sedang dirasakan oleh semua makhluk bumi. Pemanasan global berdampak serius dalam semua lini kehidupan. Penyebab utamanya adalah pelepasan gas CO2 ke atmosfer yang berakibat udara panas terperangkap membentuk emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Pelepasan gas CO2 dibentuk secara alami dan dipicu oleh aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seperti deforestasi, konsumsi listrik, hingga kegiatan industri manufaktur. Kondisi ini pada akhirnya merubah iklim bumi.
Perubahan iklim telah menjadi salah satu isu global yang paling meresahkan, dengan konsekuensi serius bagi keberlangsungan kehidupan di bumi. Terlebih letak Indonesia diantara dua samudra dan dua benua serta bentuk topografi beragam dengan banyak pulau. Hal ini menyebabkan dampak perubahan iklim menjadi semakin dinamis dan kompleks.
Sektor pertanian sangat terpengaruh oleh perubahan iklim. Pola tanam, musim hujan dan kemarau, serangan organisme pengganggu tanaman, serta pemilihan varietas tanaman semuanya mengalami perubahan signifikan. Bagaimana para petani dan pelaku sektor pertanian dapat beradaptasi dengan perubahan iklim ini menjadi kebutuhan yang mendesak saat ini.
Balai Besar Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BBP2TP) kerjasama dengan Program Studi Manajemen Informatika Sekolah Advokasi IPB telah merilis sebuah buku elektronik yang menjelaskan dampak perubahan iklim pada sektor pertanian dan menawarkan solusi teknologi adaptasi dalam menghadapi perubahan iklim.
Buku yang bertajuk "Beradaptasi terhadap Perubahan Iklim pada Sektor Pertanian” terdiri dari delapan bagian. Pertama (menggambarkan melalui infografis bahwa iklim telah berubah. Fenomena terjadinya El Nino dan La Nina ini salah satu bukti bahwa iklim sudah berubah. Akibatnya musim hujan atau kemarau sulit diperkirakan.
Dalam bagian kedua buku ini menggambarkan dampak yang ditimbukan dari perubahan iklim terhadap sektor pertanian. Dalam bab ini beberapa dampak perubahan iklim terhadap pertanian, sumberdaya lahan dan air, produksi tanaman pangan, peternakan serta perkebunan dijelaskan.
Bagian tiga buku ini menjelaskan pengertian adaptasi dan bagaimana harus beradaptasi dengan perubahan iklim. Adaptasi perubahan iklim merupakan salah satu dari tiga pilar Climate Smart Agriculture (CSA) FAO yaitu usaha tani berkelanjutan dengan menerapkan prinsip-prinsip pertanian yang sadar perubahan iklim dan ramah lingkungan.
Teknologi adaptasi komoditas peternakan dibahas dengan ringkas pada bagian 4, meliputi cara memperbaiki sistem kandang, memperbaiki mutu dan pengelolaan pakan. Bab selanjutnya diperkenalkan teknologi adaptasi pengelolan sumber daya air dengan teknologi panen hujan. Strategi tersebut memanfaatkan kelebihan air hujan dengan menampungnya dan dimanfaatkan pada musim kemarau. Teknologi lain adalah Teknologi irigasi dengan cara pengaturan pembagian air menurut sistem tertentu. Irigasi tetes, irigasi berselang, irigasi kapiler juga irigasi macak- macak akan memperkaya pengetahuan dalam buku ini.
Buku ini tampil menarik dengan bentuk infografis ringkas sehingga memudahkan pembacanya dalam memahami isi bacaan. Buku dilengkapi gambar-gambar sebagai ilustrasi yang memperjelas pembahasan. Buku ini layak dijadikan referensi atau pedoman pagi pelaku usaha tani dalam menjalani aktifitas usahanya. (DA’Okt23)