Judul | : | Analisa Usaha Tani Komoditas Sayuran |
Penerbit | : | Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat – Kementerian Pertanian |
Tahun | : | 2020 |
Jumlah Halaman | : | 48 p. |
Link | : |
https://repository.pertanian.go.id/items/63c8e219-0797-4e73-9a46-8c962ba4fdc7/full |
Sayuran merupakan kebutuhan sehari-hari masyarakat. Setiap rumah tangga membutuhkan sayuran untuk konsumsi makanan sehat, atau sebagai peluang bisnis makanan seperti yang telah menjamur saat ini. Selain itu sayuran berpeluang memenuhi kebutuhan ekspor dan berkontribusi menambah devisa negara. Pemasaran sayuran di dalam negeri banyak dilakukan melalui online market ataupun dijual langsung di pasar tradisional maupun supermarket. Prospek pasar yang menjanjikan ini mendorong tersedianya produk yang berdaya saing dengan menyesuaikan selera pasar serta mampu meraup keuntungan yang optimal. Salah satu hal penting adalah perhitungan kelayakan analisa usaha tani sayuran,agar tidak mengalami kerugian.
Buku bertajuk analisa usaha tani komoditas sayuran ini memberikan petunjuk terkait analisa usaha tani (AUT) hortikultura khususnya cabai, terong, tomat, buncis dan lainnya. Penyusunan buku ini bersumber dari focus group discussion (FGD) yang dilaksanakan oleh pelaku usaha cabai, peneliti dan pengumpul informasi.
Pengelolaan usaha tani sayuran selama ini dilakukan tanpa merinci secara profesional biaya-biaya yang yang diperlukan, sehingga perhitungan secara ekonomi sering diabaikan dan keuntungan yang diperoleh menjadi tidak optimal. Rangkaian kegiatan usaha tani hortikultura ini membutuhkan biaya dan penanganan yang baik mulai dari pemilihan benih, pengolahan tanah, pemupukan, penanganan hama penyakit sampai pada saat pemanenan.
Buku ini terdiri atas 7 bab dengan diawali pembahasan AUT cabai pada bab pertama. Kemudian bab II menjelaskan tentang komoditas terong. Masing-masing komoditas dibahas secara berurutan pada bab berikutnya. Pembahasan meliputi semua biaya produksi serta penerimaan dengan asumsi angka volume produksi berdasarkan data ATAP 2019.
Setiap bab mengenalkan jenis komoditas serta sentra penyebarannya di wilayah Indonesia. Dilanjutkan dengan AUT dalam sajian berbentuk tabel pada masing-masing komoditas. Dengan analisis ekonomi dari rasio besarnya biaya produksi dibanding dengan jumlah penerimaan, dengan lahan 1 hektar akan diperoleh tingkat kelayakan usaha. Keuntungan dilihat dari selisih jumlah penerimaan dikurangi biaya produksi. Perhitungan analisis usaha tani dilakukan pada perlakuan 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Hasil perhitungan AUT menunjukkan bahwa budi daya cabai rawit di musim hujan mempunyai R/C rasio 1,36, sedangkan pada musim kemarau R/C rasio 1,37. Jadi pada dua musim menunjukkan R/C >1 yang artinya usaha budi daya cabai rawit di musim penghujan maupun musim kemarau layak untuk dikembangkan. Bahasan yang sama pada komoditas lainnya disajikan pada bab selanjutnya.
Bab terakhir membahas teknologi rain shelter yaitu atap sungkup plastik yang dapat melindungi pertanaman pada saat panen, sehingga produktivitasnya tetap terjaga. Pada komoditas cabai yang sensitif terhadap perubahan musim hujan yang cenderung lembab akan berpotensi mendorong timbulnya jamur antraknosa dan pythopthora yang mengakibatkan produktivitas turun.
Buku ini disusun salah satunya sebagai dasar penyusunan analisis usaha tani spesifik lokasi untuk memudahkan pelaku usaha setempat mengukur kebutuhan biaya produksi dan memudahkan petugas penyuluh atau stakeholder terkait dalam memberikan pembinaan. Informasi Dalam buku ini disajikan secara ringkas dan praktis, namun perlu lebih cermat dalam memahami tabel. Buku ini sesuai untuk dijadikan panduan dalam aktifitas budi daya tanaman hortikultura. (DA’23)
(Baca Juga: Resensi Buku, Panen Air Menuai Kesejahteraan Petani)