Judul Buku | : | Ayo Mengenal Rempah Nusantara |
Penulis | : | Yani Trisnawati |
Penerbit | : | Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian |
Tahun terbit | : | 2020 |
Jumalh Halaman | : | 48 p. |
Tautan | : | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/11344 |
Jalur rempah Indonesia menjadi warisan budaya dunia yang diakui UNESCO. Jalur ini telah berkontribusi dalam perkembangan peradaban wilayah-wilayah yang dilaluinya. Mulai dari Indonesia timur, yaitu Sulawesi Utara, Maluku Utara, sampai Jawa dan Sumatera dan akhirnya ke Afrika dan Eropa.
Indonesia kaya dengan rempah. Saat ini terdapat 400-500 jenis rempah di dunia, 275 jenis di antaranya berada di kawasan Asia Tenggara dan Indonesia paling dominan sehingga dijuluki sebagai Mother of Spices.
Rempah telah banyak dimanfaatkan, baik di Indonesia maupun luar negeri. Jamu misalnya, minuman penyehat ini telah, dimanfaatkan sejak zaman Kerajaan Mataram, sekitar tahun 1300 masehi. Bahkan pada saat ini jamu telah menjadi salah satu industri kesehatan. Rempah juga dapat dipakai untuk mengusir tikus, parfum, bahan pengawet, dan bumbu masakan.
Cengkih Afo dan pala merupakan komoditas andalan dari Ternate dan Tidore. Pala dari Pulau Run dan Banda, serta vanili dari Indonesia bagian barat. Indonesia berpeluang sebagai pemasok rempah dunia. Saat ini, permintaan dunia terhadap rempah-rempah setiap tahunnya naik 7-8%. Rempah Indonesia telah diekspor ke berbagai belahan dunia. Vanili diekspor ke Amerika Serikat, Kanada, Mauritius, Belanda, dan Belgia. Lada diekspor ke Amerika Serikat, India, Spanyol, Kanada, dan Mesir. Sementara kayu manis diekspor ke Belanda, Peru, Bangladesh, Kanada, dan Korea Selatan.
Harga rempah-rempah yang menggiurkan, seperti kayu manis Rp. 140 ribu-Rp.174 rb/kg, cengkih Rp. 240 rb – Rp. 1 juta/kg, kapulaga Rp.874 rb/kg, , lada Rp.220 ribu /kg, dan pala Rp.220 rb/kg mampu menggugah petani untuk kembali meremajakan kebun rempah-rempah.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah menyiapkan program untuk membangkitkan lagi kejayaan rempah Indonesia. Diantaranya melalui peremajaan kebun-kebun yang sudah tidak produktif dengan menggunakan benih unggul. Disamping itu dengan teknologi baru dalam budi daya agar hasil panennya melimpah,serta teknologi pengering dan pengolah aneka rempah juga diciptakan untuk menghasilkan rempah dengan kualitas baik. Hal yang juga dilakukan adalah meningkatkan produksi aneka rempah dengan memperluas areal pertanamannya.
Upaya untuk memperkenalkan aneka rempah melalui tulisan kepada anak-anak nampaknya akan berhasil. Hal ini disebabkan karena buku ini merupakan komik tulisan bergambar yang tidak saja memberikan informasi mengenai rempah-rempah saja, tetapi juga menyajikan gambar-gambar menarik yang dapat membantu memberikan ilustrasi situasi yang ditulis oleh pengarangnya.
Banyak informasi yang dapat diambil anak-anak mengenai sejarah dan kegunaan remah-rempah. Akan tetapi informasi mengenai teknik pertanian belum dipaparkan secara detail. Sehingga anak-anak akan kesulitan untuk memahami hal tersebut. Buku ini akan menjadi lengkap bila dilanjutkan dengan seri komik yang mengemukakan teknik budi daya dan pascapanen rempah-rempah. (BEWE, 2023)