Judul : Pedoman Kesejahteraan Hewan dalam Pengangkutan Hewan
Pengarang : Syamsul Ma’arif, dkk.
Penerbit : Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner
Tahun tebit : 2020
Jumlah Hal. : 122 p.
URL : https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/15556
Pengangkutan hewan yang dilakukan seadanya dan mengabaikan prinsip-prinsip kesejahteraan hewan dapat menyebabkan kerugian. Beberapa risiko yang timbul akibat cara ini di antaranya kemungkinan penyebaran penyakit, penurunan/susut berat badan ternak, penurunan mutu daging, meningkatkan stres, luka/cedera, penurunan daya tahan tubuh, sakit, dan kematian. Oleh karena itu diperlukan pengangkutan ternak yang mengedepankan aspek kesejahteraan hewan. Cara ini dilakukan dengan menerapan prinsip kebebasan hewan (animal welfare) meliputi bebas dari rasa lapar dan haus; sakit, cedera, dan penyakit; ketidaknyamanan, penganiayaan, dan penyalahgunaan; takut dan tertekan; mengekspresikan perilaku alaminya.
Buku ini memuat informasi penerapan kesejahteraan hewan yang baik dalam proses kegiatan pengangkutan ternak ruminansia, unggas, babi, kuda dan hewan kesayangan baik melalui moda pengangkutan darat, laut, dan udara. Secara lebih terperinci, buku ini menguraikan 4 hal yang terkait dengan pengangkutan hewan seperti berdasarkan moda angkutan, yaitu moda pengangkutan darat, laut, dan udara. Selain itu dibahas pula hal-hal yang terkait dengan kegagalan pengiriman hewan, sumber daya manusia, pembinaan dan pengawasan. Uraian pada bagian penerapan moda pengangkutan darat mencakup sarana/prasarana dan cara pengangkutan (tahap persiapan, kebera ngkatan, pemuatan/loading, selama perjalanan dan penurunan/unloading) pada ternak. Jenis ternaknya yaitu 1. ruminansia besar (sapi dan kerbau); 2. ruminansia kecil (domba dan kambing); 3. ayam pedaging (broiler), ayam petelur (layer), itik, unggas lainnya (puyuh, merpati, kalkun); 4. day old chicks (DOC), day old duck (DOD), dan day old quail (DOQ); 5. babi; 6. kuda; 7. hewan kecil (anjing dan kucing); 8. rusa; 9. kelinci; serta 10. marmot (guinea pig) dan hamster. Penulis menguraikan kegagalan pengiriman hewan. Pengiriman dapat dihentikan/ dibatalkan/ ditolak.
Hal ini tergantung pada status kesehatan hewan. Dapat juga karena kondisi tertentu pengiriman dikembalikan lagi ke daeral asal. Sumberdaya manusia yang terlibat dalam pengangkutan hewan meliputi pemerintah, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan semua pihak yang terkait harus memiliki keterampilan, keprofesionalan, kemandirian, dedikasi, dan akhlak mulia sehingga dapat memperlakukan hewan dengan baik. Selain itu juga dilakukan pembinaan dan pengawasan. Buku ini layak untuk dijadikan pedoman dalam pengiriman hewan ternak. Selain kandungan informasinya sangat lengkap dan detil, penyajiannya mudah dicerna, buku ini juga dilengkapi dengan tabel-tabel dan gambar-gambar yang mempermudah pemahaman pembaca. (BEWE2023)