Kesehatan merupakan investasi yang paling berharga bagi setiap orang. Sehat fisik dan mental adalah dambaan setiap insan. Berbagai cara untuk sehat dilakukan salah satunya dalam memilih makanan. Makanan bergizi akan mendukung kesehatan. Dengan daya tahan tubuh kuat maka tubuh tidak mudah terserang penyakit. Konsumsi makanan kaya vitamin, mineral dan bahan bioaktif sebagai makanan pokok pengganti beras sangat dianjurkan. Sorgum bisa menjadi salah satu pilihannya.
Sorgum (Sorghum bicolor) merupakan serealia sumber karbohidrat non-beras. Tanaman ini memiliki adaptasi yang baik terhadap lingkungan kering dan lahan marginal. Di Indonesia, pertanaman sorgum tersebar di beberapa wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Kandungan fungsional dari sorgum antara lain zat besi, vitamin B1, Vitamin B3, Kalsium, dan lain-lain. Sorgum kaya nutrisi dengan kandungan kalori 332 kal/100 g, protein 11 g/100 g, lemak 3,3 g/100 g, karbohidrat 73 g/100 g, kalsium 28 mg/100 g, besi 1,1 mg/100 g, dan fosfor 287 mg/100 g. Sorgum mengandung senyawa polifenol seperti antosianin dan tanin, serta serat yang tinggi.
Diantara jenis sorgum, sorgum hitam memiliki kandungan antosianin tertinggi dengan apigeninidin dan luteolinidin mencapai 36-50%. Antosianin pada sorgum memiliki efek antioksidan yang dapat meningkatkan sistem imun tubuh. Hal ini sebagai imunomodulator yang menahan produksi radikal bebas serta menonaktifkan radikal bebas yang sudah terbentuk sehingga tidak mengganggu sistem imun tubuh. Kandungan protein yang tinggi, dimana peptida protein sorgum memiliki nilai fungsional sebagai antivirus.
Beberapa varietas sorgum memiliki sifat antiinflamasi yang berkaitan dengan kandungan dan aktivitas antioksidan. Pro-antosianidin yang diekstrak dari biji sorgum dapat meningkatkan serum IgG, IgM, C3, dan IL2 dalam percobaan in vivo pada hewan. Ekstrak serat glukan dari biji sorgum juga mempengaruhi indeks proliferasi sel limfosit. Selain itu, biji sorgum mengandung peptide antivirus yang menghambat infeksi, replikasi, dan penyebaran beberapa virus herpes simplex maupun virus polio.
Lebih lanjut, peptide sorgum tidak hanya mampu menghambat inisiasi dan penyebaran infeksi tetapi juga memiiliki profilaksis in vitro terhadap infeksi herpes simplex-1. Sorgum juga memiliki efek menurunkan kadar kolesterol dan gula darah, sehingga bermanfaat bagi penderita penyakit jantung dan diabetes.
Berbagai olahan sorgum telah dikembangkan, seperti berasan sorgum, tepung sorgum, mie sorgum, bubur sorgum instant, nasi goreng sorgum, gula cair dan produk olahan lainya. Proses pengolahan tersebut memengaruhi kandungan fungsional sorgum, karena itu proses pengolahan minimal dilakukan untuk mempertahankan nilai fungsional produk akhir. BB Pascapanen telah mengembangkan teknologi untuk menghasilkan tepung sorgum yang rendah tanin, karena ternyata kadar tanin dapat menyebabkan permasalahan pada pencernaan dengan sifatnya yang membekukan proein di mukosa lambung kita.
Nasi sorgum yang dihasilkan dari berasan sorgum masih mengandung antosianin dan serat. Tepung sorgum telah diolah menjadi mie sorgum yang bebas gluten dan cocok untuk penderita gangguan pencernaan. Mie sorgum juga mengandung serat pangan dan antosianin setelah pemasakan, serta dapat menjadi alternatif pangan yang mengandung antioksidan untuk tubuh. Produk ini aman dikonsumsi karena bioavailabilitas antosianin rendah, sehingga tidak ada dosis tertentu yang berbahaya. (DA.23)
Sumber:
Buku Saku Bahan Pangan Potensial untuk Anti Virus dan Imun Booster/
https://repository.pertanian.go.id/items/f3a571d5-cb06-4747-8282-0cf7780ffb93/full