Sirih merupakan tanaman menjalar dan merambat pada batang pokok dengan daun bentuk pipih seperti gambar hati, tangkainya agak panjang, tepi daun rata, ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip, dan daging daun yang tipis. Permukaan daunnya berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek atau hijau agak kecokelatan dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut. Sirih hidup subur di atas tanah gembur yang tidak terlalu lembab dan memerlukan cuaca tropika dengan air yang mencukupi. Di pulau Jawa, tanaman ini tumbuh liar di hutan jati atau hutan hujan tropis sampai ketinggian 300 mdpl.
Sirih juga sebagai tumbuhan obat yang sangat besar manfaatnya. Dalam farmakologi Cina, sirih dikenal sebagai tanaman yang memiliki sifat hangat dan pedas. Senyawa yang terkandung dalam sirih antara lain minyak atsiri (eugenol, methyl eugenol, karvakrol, kavikol, alil katekol, kavibetol, sineol, estragol), karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tanin, gula, pati, dan asam amino.
Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pestisida nabati adalah daunnya. Senyawa yang terkandung dalam daun sirih antara lain minyak atsiri sebanyak 4% (hidroksi kavikol, kavikol, kavibetol, estragol, eugenol, metil eugenol, karvakrol, terpen, dan seskuiterpen), tanin, diastae, gula, dan pati. Kandungan minyak atsirinya memiliki daya membunuh kuman (bakteriosid), fungi, dan jamur. Rasa sirih pedas, bersifat hangat, astringen, aromatik, dan stimulan. Chavikol yang menyebabkan sirih berbau khas dan memiliki khasiat antibakteri (daya bunuh bakteri lima kali lebih kuat daripada fenol biasa) serta imunomodulator.
Pembuatan pestisida nabati berbasis sirih adalah sebagai berikut:
- Ekstrak daun sirih + bawang merah + serai
Bahan dan alat: 1 kg daun sirih, 3 umbi bawang merah, 5 batang serai, 8 – 10 liter air, 50 g deterjen, ember, alat penyaring.
Cara pembuatan: Semua bahan ditumbuk hingga halus. Tambahkan air dan deterjen. Aduk hingga merata, kemudian saring.
Cara penggunaan: Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari.
Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) sasaran : Hama – hama pengisap.
- Ekstrak daun sirih
Bahan dan alat: 300 g daun sirih, 1 liter air
Cara pembuatan: Hancurkan daun sirih, campur dengan 1 liter air. Saring
Cara penggunaan: Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari.
Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) sasaran: Phythophtora palmivora, penyakit layu fusarium pada tomat (Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici).
Sumber:
Uji ekstrak daun sirih dan cendawan Trichoderma sp dalam menghambat perkembangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici penyebab penyakit layu fusarium pada tanaman tomat/ Arsih, D.W., Panggeso, J., Lakani, I. https://bestjournal.untad.ac.id/index.php/ejurnalfmipa/article/view/5141
Tumbuhan bahan pestisida nabati dan cara pembuatannya untuk pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Lembang: Balai Penelitian Tanaman Sayuran/ Setiawati, W., Murtiningsih, R., Gunaeni, N., dan Rubiati, T. 2008.
Potensi Daun Sirih (Piper betle, L) Dalam Pembuatan Insektisida Nabati yang Ramah Lingkungan./ Siamtuti, W.S., Aftiarani, R., Wardhani, Z.K., Alfianto, N., Hartoko, I.V. 2017. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/9357