Beragam cara dilakukan untuk mengendalikan hama tanaman. Penggunaan pestisida sintetis untuk pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan, yaitu gangguan kesehatan manusia, residu bagi tanaman dan lingkungan, penurunan hasil dan mutu tanaman, matinya hewan nontarget (musuh alami), resistansi dan memicu ledakan hama sekunder. Pengendalian OPT secara alami banyak menarik perhatian seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.
Penggunaan musuh alami untuk mengendalikan OPT merupakan cara alami yang aman bagi manusia dan lingkungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan konservasi musuh alami. Cara ini dilakukan untuk mempertahankan keberadaan musuh alami yang sudah ada di suatu tempat atau ekosistem. Konservasi umumnya dilakukan melalui pengelolaan habitat, yaitu dengan menanam tanaman berbunga yang berfungsi sebagai sumber pakan, inang (mangsa alternatif, tempat pengungsian (refuge)) bagi musuh alami hama. Refugia merupakan tumbuhan yang dibudidayakan dan berpotensi sebagai pendukung habitat musuh alami (baik predator maupun parasit).
Tanaman refugia memiliki banyak manfaat bagi musuh alami, diantaranya adalah menyediakan makanan bagi musuh alami sebelum populasi hama di pertanaman ada. Tumbuhan berbunga yang dijadikan tanaman refugia diharapkan dapat menjadi tempat perlindungan serta sebagai penyedia pakan bagi predator dari hama tanaman. Makanan yang didapatkan predator dari tumbuhan berbunga adalah madu dan nektar dari bunga, serta hama yang bersembunyi pada tumbuhan tersebut sehingga predator dapat dengan mudah mendapatkan mangsanya. Fungsi lain dari refugia adalah mempercantik lahan karena memiliki bunga yang mencolok, pemanfaatan pematang dengan maksimal, dan melestarikan lingkungan.
Kriteria tanaman untuk dijadikan sebagai refugia yaitu memiliki bunga berwarna, memiliki aroma memikat bagi musuh alami, benih atau bibit mudah diperoleh, mudah ditanam, regenerasi tanaman cepat dan berkelanjutan, dapat ditumpangsarikan dengan tanaman pematang lainnya.
Beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai refugia antara lain: urang aring (Eclipta prostrate), kenikir (Cosmos caudatus), pacar air (Impatiens balsamina), kacang tanah (Hypogaea), babadotan (Ageratum conyzoides), ajeran (Bidens pilosa L.), bunga tahi ayam (Tagetes erecta), bunga legetan (Synedrella nodiflora), pegagan (Centella asiatica), rumput setaria (Setaria sp.), rumput kancing ungu (Borreria repens), kacang pentoi (Arachis pentoi), kubis (Brassica oleraceae L.), bunga matahari (Helianthus annuus L.), okra (Abelmoschus esculentus L.), basil (Ocimum bassilicum L.), terung (Solanum melongena), dan rumput sudan (Sorghum sudanese).
Refugia dapat dimanfaatkan pada seluruh tanaman budi daya mulai dari tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Pada tanaman pangan (misal padi), refugia dapat ditanam pada tepian lahan. Pada tanaman hortikultura refugia dapat ditanam dalam barisan, sementara untuk tanaman perkebunan refugia ditanam sebagai border.
Penggunaan tanaman refugia diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian berbasis kearifan lokal serta mampu menjadi agroekosistem lingkungan secara berkelanjutan. Selain itu dapat mengurangi biaya usaha tani sehingga keuntungan meningkat dan lingkungan terjaga secara seimbang.(HS2022)
Sumber
- Penanaman refugia: cara alami pengendalian hama. 2021. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. https://repository.pertanian.go.id/items/65c0d9de-7b23-443b-a7fa-7fa0c4355e71
- Pengendalian OPT dengan menggunakan tanaman refugia / Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang.
https://bbpp-binuang-ppid.pertanian.go.id/index.php/news/view/2211
- Refugia Tanaman Cantik Pengusir Hama / Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Produser: Pustaka, Kementerian Pertanian. Tahun produksi: 2021.
Link akses: https://www.youtube.com/watch?v=XurPY-9opV4