Nanas merupakan buah tropis yang banyak tumbuh dan berkembang di Indonesia. Produksi yang tinggi menjadikannya berprospek sebagai komoditas ekspor. Namun, masalah kualitas dan keamanan pangan masih menjadi kendala dalam pasar internasional. Buah nanas termasuk dalam kategori produk hortikultura yang rentan rusak (perishable), terutama saat proses pengangkutan yang sering memakan waktu hingga sampai ke konsumen akhir. Oleh karena itu, penanganan pascapanen nanas yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas, keutuhan dan kesegaran produk serta memperpanjang masa simpannya.
Ada beberapa tahapan penanganan pascapanen buah nanas yang perlu diketahui. Pertama, panen: 1). waktu panen yang tepat pada umur 12-24 bulan tergantung jenis benih/varitas, 2). ciri buah nanas siap panen yaitu mahkota buah terbuka, tangkai buah mengkerut, mata buah lebih mendatar, berukuran besar dan bentuknya bulat; warna bagian dasar buah kuning dengan aroma mulai muncul, 3). cara panen nanas menggunakan pisau tajam dengan memotong pangkal tangkai buah secara mendatar/miring, hindari cara panen dengan melempar buah atau mematahkan tangkai buah. 4). perlunya memahami indeks kematangan buah.
Kedua, penumpukan dan pengumpulan. Hasil panen tempatkan di penampungan hasil atau gudang sortasi. Untuk meperkuat daya simpan bisa digunakan pre cooling dengan suhu rendah 10° C selama 1-2 jam atau secara sederhana dengan menutup buah menggunakan daun pisang, jerami atau pelepah sawit agar tidak terpapar sinar matahari langsung.
Ketiga, pengangkutan dengan konsep GDP (Good Distribution Practices). Pada fasilitas angkutan perhatikan kebersihan box angkutan, menggunakan pendingin jauh lebih baik untuk menjaga kesegaran buah hingga ke konsumen. Jarak tempuh atau lama perjalanan harus diperhitungkan sesuai dengan karakteristik buah yang diangkut. Harus memperhatikan kondisi jalan dan kondisi lingkungan selama pengangkutan. Hal yang harus diperhatikan, bongkar muat buah dengan cara melempar atau dengan tekanan sangat tidak direkomendasikan.
Keempat, sortasi dan grading untuk memisahkan buah yang baik dan rusak. Selain itu, untuk mendapatkan buah yang seragam disesuaikan standar mutu yang ditetapkan atau permintaan konsumen. Hal yang perlu diperhatikan saat sortasi dan grading yaitu pisahkan buah nanas yang bentuknya abnormal, cacat, luka, atau busuk dari buah yang bentuknya normal dan buah yang masih muda, terlalu matang atau kecil. Buah yang memar dan cacat dikategorikan sebagai buah diluar kelas. Kemudian, bersihkan buah nanas dengan sikat lunak atau dilap. Grading buah dilakukan dengan membagi buah berdasarkan bobotnya. · Grade A : 2,5-3 kg/buah · Grade B : 2-2,5 kg/buah · Grade C :1,5-2 kg/buah · Grdae D : 1-1,5 kg/buah
Kelima, pengemasan yang bertujuan untuk menjaga mutu produk, melindungi buah dari kerusakan, dan memudahkan pengangkutan. Prosedur pengepakan nanas yaitu 1). celupkan pangkal tangkai buah ke dalam parafin 2). susun buah bermahkota dengan posisi tidur 3). untuk pengangkutan jarak dekat kapasitas maksimum satu kemasan sekitar lebih kurang 50 kg dan untuk pengangkutan buah nanas jarak jauh antar buah diberi pembatas 4). Kemasan bisa berupa peti kayu atau kotak.
Keenam, penyimpanan. Buah nanas dapat disimpan pada suhu dingin atau suhu ruangan. Sedangkan yang disimpan dalam peti kemas dengan suhu sekitar 5°C.
Buah nanas memang rentan terhadap kerusakan, namun dengan penanganan yang benar, kita dapat memperpanjang masa simpan dan mempertahankan kualitasnya hingga mencapai konsumen akhir. (DA’23)
Sumber:
Juknis Pascapanen Nenas/ Fahroji, Viona Zulfia, Syuryat,i Sri Swastika
https://repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/ebb8bc31-c34a-4c4a-ba6e-72ec10901cac/content