Limbah padi yang berlimpah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Namun, pemanfaatannya terkendala dengan rendahnya nilai nutrisi dan kandungan serat yang tinggi. Di samping itu, jerami padi kurang disukai ternak karena keras. Sementara dedak dan bekatul berpotensi sebagai pakan konsentrat sumber energi. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi pengolahan limbah padi. Pengolahan limbah padi menjadi pakan ternak dilakukan untuk meningkatkan kualitas pakan. Inovasi pengolahan limbah padi secara sederhana, yaitu perlakuan fisik dan perlakuan kimia jerami padi.
Inovasi Pengolahan Limbah Padi
A. Perlakuan Fisik
Jerami padi dicacah atau dipotong agar ternak dapat mengunyah dengan mudah. Kelemahan inovasi ini adalah diperlukan waktu yang lama dan tenaga yang cukup banyak dalam proses pemilihan jerami yang berkualitas dan pemotongan. Kualitas nutrisi pun tidak dapat ditingkatkan melalui cara ini.
B. Perlakuan Kimia
Perlakuan kimia dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu amoniasi dengan urea, pemberian kostik soda (NaOH), dan pemberian kapur [Ca(OH)3 ].
1. Langkah-langkah perlakuan amoniasi:
a. Jerami segar sebanyak 400 kg dikeringkan.
b. Urea dengan dosis 6 kg/100 kg bahan kering jerami padi dilarutkan dalam 100 liter air.
c. Larutan tersebut disemprotkan pada jerami secara merata. Pada skala besar, penyemprotan dilakukan bertahap agar diperoleh campuran yang homogen.
d. Jerami didiamkan dalam wadah tertutup selama 7–21 hari. Dengan cara amoniasi ini, kandungan nitrogen jerami padi akan meningkat.
2. Langkah-langkah perlakuan kostik soda:
a. Jerami segar sebanyak 400 kg dikeringkan.
b. Kostik soda dengan dosis 5 kg/100 kg bahan kering jerami padi dilarutkan dalam 100 liter air.
c. Larutan tersebut disemprotkan pada jerami secara merata. Pada skala besar, penyemprotan dilakukan bertahap agar diperoleh campuran yang homogen.
d. Jerami didiamkan dalam wadah tertutup selama 24 jam. Inovasi ini paling efektif, tetapi kelemahannya kostik soda sangat korosif. Sisa natrium yang terlalu banyak akan mengganggu keseimbangan mineral lain dalam tubuh sapi. Oleh karena itu, diperlukan penambahan suplemen pakan.
3. Langkah-langkah perlakuan kapur:
a. Jerami segar sebanyak 400 kg dikeringkan.
b. Kapur murni dengan dosis 10 kg/100 kg bahan kering jerami padi dilarutkan dalam 1.200 liter air.
c. Jerami dicelupkan ke dalam larutan kapur dan didiamkan selama 24 jam.
d. Jerami dibilas dengan air bersih untuk mengurangi sisa mineral kalsium.
e. Jerami ditiriskan atau dipres lalu diberikan pada ternak. Dapat juga dikeringkan dan dijadikan pelet.
f. Agar lebih bernutrisi, jerami dapat ditambahkan urea, kalium fosfat, mineral, dan molase masing-masing dengan dosis 2,5%, 0,6%, 3%, dan 3% dari berat jerami.
Dengan teknologi, kandungan nutrisi jerami padi dapat ditingkatkan. Selain itu, daya cerna serat lebih tinggi sehingga dapat dikonsumsi dengan baik oleh ternak ruminansia. (WD’2024)
Sumber :
Inovasi budi daya padi/Tim Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Jakarta: IAARD Press, 2017.
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6119