Alat penanam pneumatik (pneumatic seeder) adalah salah satu inovasi mekanisasi pertanian berupa mesin penanam benih biji-bijian yang ditarik traktor roda empat. Prinsip kerja alat ini adalah dengan memanfaatkan putaran roda mesin dan putaran power take-off (PTO) dari traktor untuk mengeluarkan benih dari bagian penakar benih secara presisi dengan sistem hisap (pneumatic). Alat ini dapat melakukan proses penanaman dan pemupukan secara bersamaan.
Alat penanam pneumatik ini dihasilkan oleh Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (sekarang Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Mekanisasi Pertanian) dan telah dipatenkan dengan Nomor IDS000002800. Alat ini dapat digunakan baik untuk sistem tanam monokultur maupun tumpang sari biji-bijian, seperti kacang tanah, jagung, kedelai, kacang hijau, dan lain-lain. masing-masing biji-bijian memiliki bentuk, ukuran, dan kekuatan serta kebutuhan agronomi yang berbeda –beda.
Pengoperasian alat ini dapat diatur sesuai dengan komoditas yang akan ditanam. Mekanisme kerja dan alat akan berpengaruh pada kedalaman tanaman, jumlah benih per lubang, jarak antar lubang dalam baris dan jarak antarbaris. Budidaya padi, jagung, dan kedelai dengan sistem tanam tumpang sari perlu memperhatikan faktor jarak tanam, kedalaman tanam, dan jumlah benih tertanam. Sistem tanam tumpang sari memerlukan pengaturan jarak tanam (populasi) yang optimal untuk mengurangi persaingan antartanaman terhadap cahaya, hara, dan air yang dapat mengurangi hasil tanaman.
Kinerja Alat
Alat ini mempunyai 4 baris tanam (row) dengan jarak tanam antar baris yang dapat diatur maksimal 70 cm dan jarak tanam dalam baris juga dapat diatur. Alat dilengkapi dengan 4 baris pemupuk yang dijatuhkan di dekat lubang tanam, dengan jumlah pupuk dapat diatur sesuai kebutuhan. Dalam pengoperasiannya, ditarik traktor roda 4 dengan daya 40 hp ke atas. Kapasitas kerja alsin 0,3-0,5 hektare per jam (2-3 jam per hektare), pada lebar kerja 180 cm dan jarak tanam antarbaris diatur sebesar 60 cm. Slip pada roda mencapai 2-4%.
Jarak tanam dalam baris rata-rata 23-30 cm tergantung kecepatan mesin dan tingkat kekerasan tanah. Jumlah benih per lubang rata-rata 1 buah, sehingga dapat menghemat kebutuhan benih per hektare 50% dibandingkan mesin tanam dengan metering device sebelumnya yang menggunakan putaran roda, yang jumlah benihnya 2-3 buah per lubang.
Pengujian alat penanam pneumatik ini telah dilakukan pada lahan kering untuk mengetahui kinerja dan kualitas hasil tanam. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah mesin tersebut dapat mencapai target jarak tanam, kedalaman tanam, dan jumlah benih tertanam sesuai dengan komoditas yang akan ditanam, yaitu tumpang sari padi - jagung dan tumpang sari padi - kedelai. Hasil uji menunjukkan kedalaman tanam untuk padi gogo, jagung, dan kedelai diketahui masih terlalu dalam dibandingkan dengan rekomendasi. Beberapa sampel memiliki jarak tanam yang lebih rapat dibandingkan dengan jarak tanam teoritis. Konsumsi benih aktual untuk tanaman padi, jagung, dan kedelai lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan benih teoritis. Rata-rata penyimpangan konsumsi benih aktual dengan kebutuhan benih teoritis adalah 10%. Faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah jarak tanam dalam baris.
Pengembangan teknologi ini merupakan upaya untuk mengoptimalkan penggunaan lahan kering dan air melalui pengaturan pola pertanaman dan populasi tanaman dengan lebih efisien dibandingkan dengan cara konvensional yang lebih membutuhkan biaya produksi yang lebih tinggi. (JA’2024).
Sumber:
1. Badan Litbang Pertanian (2021). 1000 Teknologi Inovatif dan Penerapan Inovasi Kolaboratif Balitbangtan. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/22661
2. Marulloh, W. J., Harsono, Tajalli, M (2020). Uji Kinerja Mesin Penanam Pneumatik Pada Sistem Tanam Tumpang Sari (Performance Test of Pneumatic Seeder on Intercropping System). Jurnal Enjiniring Pertanian, 12(1): 29–48. https://repository.pertanian.go.id/collections/419fc491-bb78-4986-bf56-798ac03f95