Dalam upaya meningkatkan produksi lada, penggunaan benih unggul sangat penting. Benih berasal dari kebun yang dijadikan sumber benih lada dan memenuhi syarat dan kriteria sebagaimana ditetapkan dalam keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 316/Kpts/Kb.020/10/2015 tanggal: 30 Oktober 2015, tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Lada.
Lada (Piper nigrum L.) Indonesia dikenal dunia perdagangan internasional dengan nama Muntok white pepper untuk lada putih dan Lampung Black pepper untuk lada hitam dan merupakan salah satu komoditas ekspor utama di Indonesia. Keberhasilan budi daya lada salah satunya ditentukan oleh benih. Oleh sebab itu teknis penyediaan benih perlu diketahui terutama benih yang berasal dari kebun sumber benih.
Teknik Penyediaan Benih Lada
Menentukan dan menyeleksi Kebun Sumber Benih. (1) populasi tanaman di dalam kebun harus bebas hama dan penyakit; (2) populasi tanaman harus homogen, terdiri atas 1 varietas yang sama dalam satu hamparan (campuran varietas lain kurang 5%, diluar varietas yang dikehendaki harus dibuang; (3) campuran tanaman lain selain lada kurang 20%; (4) umur tanaman dan pertumbuhan homogen; (5) umur tanaman lada 7 bulan–3 tahun; (6) kepemilikan lahan jelas/legal; (7) lokasi sesuai persyaratan teknis budidaya lada.
Memilih Pohon Induk. (1) varietas jelas; (2) populasi homogen, dalam satu hamparan; (3) umur memenuhi syarat; (4) bebas OPT
Pembenihan. Setek lada diambil dari sulur panjat yang sudah berkayu berasal dari pohon induk varietas unggul berumur kurang 3 tahun (belum berproduksi), sehat, tanpa gejala serangan hama dan penyakit. Untuk memperbanyak lada dapat menggunakan setek 5–7 ruas atau setek 1 buku berdaun tunggal.
Penyiapan stek satu buku berdaun tunggal. Setek satu buku berdaun tunggal direndam dalam air gula(1–2%) selama setengah -1 jam; direndam fungisida 30 menit; diolesi roton, langsung tanam di polybag. Setek disemai pada polybag ukuran minimal 12x15 cm, kemudian disiram dengan air. Setek yang sudah ditanam pada polybag kemudian disimpan di persemaian yang sudah dipersiapkan, siram sampai jenuh. Sungkup dengan plastik transparan, setiap pagi sungkup dipukul-pukul pelan-pelan agar embun yang menempel jatuh yang berfungsi sebagai air penyiraman. Atau setiap 2 hari disiram dengan menggunakan embrat. Sungkup dibuka setiap pagi selama kurang lebih 1 jam (pukul 09.00–10.00) kemudian ditutup kembali.
Dalam 1 bulan akan tumbuh tunas-tunas yang selanjutnya akan menjadi sulur-sulur panjat. Secara bertahap sungkup dibuka agar setek beradaptasi dengan lingkungan tumbuhnya dan apabila setek telah kuat maka sungkup tidak diperlukan lagi (3 bulan). Apabila sulur telah mempunyai 2–3 daun baru maka setiap tanaman diberi tegakan dari bambu (kurang lebih 1 m) agar pada bagian bukunya tumbuh akar dan melekat pada tegakan bambu. Dalam waktu 4–6 bulan setek telah tumbuh menjadi benih lada dengan 7–9 buku dan siap ditanam di lapangan.
Produksi benih lada perdu setek 1 buku bertapak
Setek dari sulur panjat yang sudah berkayu mempunyai 1 cabang buah. Asal dari pohon induk varietas unggul, sehat, tanpa gejala serangan hama dan penyakit. Dicuci dengan air bersih yang mengalir. Setek panjang dipotong-potong menjadi setek satu buku bercabang buah. Direndam dalam larutan gula pasir 91–2%) selama setengah-1 jam, atau direndam dalam larutan air kelapa 25% selama 12 jam/ZPT perangsang akar selama kurang lebih 30 menit, dan direndam dalam larutan fungisida (2 g/liter air) selama 1 jam.
Setek disemai dalam polybag ukuran minimal 12x15 cm, media tanam campuran tanah dengan pukan (2:1). Disimpan pada bedengan (lebar 1,2 m, tinggi 20 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan), diberi naungan paranet 50%. Disiram air bersih sampai jenuh. Ditutup rapat dengan sungkup plastik, kerangka bambu paralon tinggi 1 meter. 1–1,5 bulan tumbuh daun baru, sungkup plastik dibuka sebagian, satu bulan kemudian sungkup dibuka seluruhnya. Lada perdu umur 4–5 bulan setelah disemai siap ditanam/sertifikasi
Penggunaan benih varietas unggul sangat berpengaruh dalam budi daya lada yang akan menghasilkan lada berproduksi dan bermutu tinggi (WD’24)
Sumber:
Otih Rostiana, O., Ruhnayat, A. (2020). Booklet Varietas Unggul Lada. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/15475