Aktivitas perontokkan padi menyebabkan kehilangan hasil yang cukup tinggi sebesar 4,78% dan rendahnya mutu gabah. Hal ini disebabkantingginya kadar kotoran dan gabah hampa yang dipengaruhi cara perontokkan dengan cara dibanting. Penggunaan mesin perontok lipat merupakan solusi untuk mengatasi hal tersebut. Dengan konstruksi sederhana dan mudah dioperasikan, mesin ini cukup efisien sehingga menguntungkanpetani.
Pada umumnya mesin perontok padi memiliki kapasitas cukup besar, yaitu 600 kg/jam. Dengan daya 5,5-7,5 HP, mesin ini sulit dioperasikan di pesawahan yang berteras karena keras, berat & tidak tersedia jalan yang memadai. Oleh karena itu, Kementan mengembangkan inovasi mesin perontok lipat yang mudah dioperasikan di lahan sawah berteras , yaitu mesin perontok lipat pedal dan mesin perontok lipat bermotor. Mesin perontok padi lipat memiliki kriteria konstruksi sederhana, bahan tersedia di pasar lokal, mudah dioperasikan, dan harga terjangkau oleh petani terutama petani menengah ke bawah.
Mesin Perontok Lipat Pedal
Digerakkan dengan cara menginjak pedal sehingga drum perontok berputar. Drum perontok dibuat dari kayu dan rangka utamanya dari besi pipa 1 inchi sehingga mesin ini cukup ringan dan mudah dipindahkan.
Cara kerja mesin ini sebagai berikut: malai padi (hasil potongan bawah menggunakan sabit) dipegang dengan tangan dan bagian malai padi yang akan dirontokkan dimasukkan ke unit gigi perontok di dalam drum perontok yang berputar. Pada saat silinder perontok berputar, terjadi proses perontokkan sehingga gabah lepas dari malai. Selanjutnya hasil perontokkan akan turun melalui papan peluncur. Sementara gabah yang tidak terkumpul di papan luncur akan tertahan oleh kerudung plastik yang menyelubungi drum perontok dan jatuh ke atas terpal plastik.
Mesin Perontok Lipat Bermotor
Mesin perontok ini menggunakan motor penggerak berbahan bakar bensin. Konstruksi dan cara pengoperasian mesin perontok bermotor prinsipnya sama dengan perontok tipe pedal. Drum perontok berputar dengan menggunakan motor penggerak. Empat langkah, satu silinder, dengan daya maksimum 3,5 HP/4.000 rpm, displacement 143 cc, kapasitas tangki 2,8 liter, sistem pendinginan udara, dan bobot kosong 14,6 kg.
Kinerja Mesin
Kapasitas perontokkan bergantung pada rasio antara gabah dan jerami. Untuk varietas dengan rasio gabah dan jerami di bawah normal, kapasitas perontokkan lebih rendah dibandingkan dengan varietas yang memiliki rasio gabah dan jerami normal. Untuk varietas Ciherang yang rasio gabah dan jeraminya normal (rata-rata 52% pada umur panen 95–100 hari, kadar air 19–22%, dan tinggi malai tanaman rata-rata 95 cm), kapasitas perontok lipat bermotor berkisar 121 kg/jam. Persentase susut berupa gabah tidak terontok sebesar 0,86% untuk perontok tipe lipat dengan pedal dan 0,69% untuk perontok tipe lipat bermotor.
Biaya perontokkan gabah dengan mesin lipat lebih murah dibandingkan perontokkan secara manual. Mesin perontok padi tipe lipat berpeluang dikembangkan di daerah yang memiliki lahan sawah berteras sehingga dapat menguntungkan petani. (SUT/25).
Sumber
- Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. (2017). Mesin perontok padi tipe lipat untuk sawah berteras. Bogor: Pusat Perpustakaan & Penyebaran Teknologi Pertanian. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6180
- Sulistiadji, K., Wiyono, J. (2016). Mesin perontok padi tipe lipat untuk daerah terasering. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 38(3): 11-12.