Peningkatan produksi kedelai di Papua dapat dilakukan dengan penerapan Komponen Pilihan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada tanaman kedelai. Teknologi peningkatan produksi kedelai tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai dengan mempertimbangkan tantangan lingkungan, sosial, dan ekonomi di daerah tersebut.
Komponen Teknologi PTT Pilihan
1. Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan diterapkan tergantung dengan kondisi lahan (a) tanah keras perlu diolah secara sempurna (OTS); (b) tanah-tanah yang cukup gembur penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara olah tanah minimum (OTM) pada barisan tanaman, (c) tanpa olah tanah (TOT) pada tanah bekas pertanaman padi; dan (d) lahan yang belum pernah ditanami kedelai perlu diberi inokulasi dengan rhizobium menggunakan tanah bekas pertanaman kedelai yang ditaburkan pada tanah yang akan ditanami kedelai. Inokulasi dapat melalui perlakuan benih dengan inokulum multiguna Rhizoplus 75 g/25 kg benih.
2. Pemupukan Sesuai Kebutuhan Tanaman
Dosis pupuk yang dianjurkan umumnya di wilayah Papua adalah : 50 kg Urea, 75 kg SP-36 dan 100 kg KCl per ha, diberikan saat tanam. Pada sawah yang subur dan bekas padi yang di pupuk dengan dosis tinggi, tanaman kedelai tidak perlu tambahan NPK
3. Pemberian Bahan Organik
Pemberian bahan organik diperlukan sebagai bahan pembenah tanah, sehingga kandungan bahan organik tanah sekaligus sebagai sumber unsur hara bagi tanaman. Sumber bahan organik yang akan diberikan berasal dari pupuk kandang atau sisa-sisa tanaman seperti jerami padi. Dosis bahan organik yang diberikan 1 – 2,5 ton/ha.
4. Amelioran pada Lahan Kering Masam
Pada tanah-tanah masam yang ditanami kedelai, perlu diberi bahan amelioran sebagai pembenah tanah untuk memperbaiki kualitas tanah terutama agar pH tanah Pemupukan tanaman kedelai dapat dilakukan di sekeliling tanaman atau dibuat larikan di samping tanaman Aplikasi pupuk organic cair superbiota juga dapat dilakukan pada pertanaman kedelai dengan dosis 1,5 l/ha. Bahan amelioran berupa kapur dolomit 2,0 t/ha, pupuk organik seperti kompos jerami padi atau pupuk kandang 2,5 t/ha. Pemberian dilakukan dengan cara sebar pada barisan tanaman, sekaligus sebagai penutup tanah pada lubang-lubang tanaman setelah benih ditugal.
5. Pengairan pada Periode Kritis
Kedelai merupakan tanaman yang peka terhadap perubahan lengas tanah. Pada fase-fase tertentu kedelai memerlukan air untuk percepatan pertumbuhan, pembungaan dan pengisian polong secara optimal. Jika ketersediaan air di bawah kapasitas lapang diperlukan tambahan air melalui sistem pengairan.
6. Panen dan Pasca Panen Panen
Panen
Dilakukan pada saat biji mencapai fase masak atau yang ditandai dengan 95 % polong telah berwarna coklat atau kehitaman dan sebagian besar daun tanaman sudah rontok. Panen dilakukan dengan cara memotong pangkal batang atau mencabut tanaman. Brangkasan kedelai hasil panen langsung dihamparkan dibawah sinar matahari dengan ketebalan 25 cm selama 2- 3 hari (tegantung cuaca) menggunakan alas. Pengeringan dilakukan hingga kadar air mencapai 14 %. Hindari menumpuk brangkasan basah lebih dari 2 hari sebab akan menjadikan benih berjamur dan mutunya rendah. Brangkasan kedelai yang telah kering (kadar air sekitar 14 %) secepatnya dirontokkan baik secara manual maupun mekanis (threser). Pembersihan menggunakan tampi atau secara mekanis (blower). Untuk keperluan benih sortasi harus dilakukan untuk membuang biji tipe simpang.
Pasca Panen
Biji yang kering lalu disimpan dalam wadah yang bebas hama dan penyakit. Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama.
Cara penyimpanan: (1) kedelai disimpan di tempat kering dalam karung goni/plastik, (2) Biji kedelai yang akan disimpan sebaiknya mempunyai kadar air 9-14 %, (3) Karung yang digunakan harus diberi label berupa tulisan yang dapat menjelaskan tentang produk yang dikemas, ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah atau lantai, (4) Kedelai disimpan yang disimpan dalam waktu lama, setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur sampai kadar airnya sekitar 9%-11%, (5) apabila diangkut pada jarak jauh, hendaknya dipilih jenis wadah/kemasan yang kuat, (6) tempat penyimpanan haruslah teduh, kering dan bebas hama atau penyakit. (Dhira’24)
Sumber:
1. Peningkatan Produksi Kedelai di papua
2. Komoditas Kedelai Bangkit
https://bbppketindan-ppid.pertanian.go.id/index.php/news/view/1715