Kelinci merupakan hewan peliharaan lucu dan banyak disukai pehobi. Di balik penampilan kelinci yang menarik, ada perawatan intensif yang perlu dilakukan, seperti menjaga asupan nutrisi dan merawat bulunya. Selain sebagai hewan hias untuk hobi, kelinci juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai komoditas usaha peternakan karena daging kelinci merupakan salah satu daging berkualitas baik dan layak dikonsumsi oleh berbagai kelas lapisan masyarakat.
Berbagai jenis kelinci hias dengan warna dan bentuk yang unik menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemar kelinci. Berat tubuh kelinci hias berkisar 1,5 kg sampai 4 kg. Namun, dalam beberapa jenis kelinci ada yang beratnya lebih dari 6 kg. Berat tubuh itu sangat ringan, sehingga anak-anak akan mudah untuk membawanya.
Kelinci dengan bulu lebat, telinga panjang, dan warna yang eksotis menjadi pilihan bagi pecinta kelinci. Harga jual kelinci hias bervariasi tergantung dari kualitas kelinci. Pasar kelinci hias pun tumbuh pesat, dengan harga jual yang bervariasi tergantung jenis dan kualitas kelinci tersebut. Beberapa jenis kelinci hias yang ada di Indonesia adalah kelinci Angora, Netherland Dwarf, Jersey wooly, Dutch, dan Lionhead. Kelinci Angora berasal dari Ankara, Turki. Kelinci anggora memiliki berat badan mulai dari 2-4 kg bulunya tebal hingga mencapai 2 cm setiap bulannya sehingga terlihat sangat menggemaskan.
Kelinci Netherland Dwarf bentuk fisik sangat pendek, bagian kepalanya bulat dengan leher yang pendek juga. Kelinci jenis ini sangat lincah dalam gerakannya. Kelinci Jersey wooly, tubuhnya mungil dan bulunya cukup tebal sangat cocok dijadikan sebagai hewan peliharaan dan teman di rumah. Kelinci ini sangat jinak, sehingga anak-anak bisa memeliharanya dan berat tubuhnya hanya berkisar 1,5-2,5 kg saja.
Kelinci Dutch, memiliki bulu yang cukup halus dengan corak warna-warni. Tubuhnya mungil dengan berat sekitar 1-2,5 kg. Kelinci Lionhead mempunyai ciri khusus. Dinamakan “Lionhead” karena pada bagian kepalanya terdapat bulu-bulu yang menutupi kepalanya seperti singa. Bulu-bulunya berwarna putih, abu-abu, hitam, cokelat, kekuning-kuningan, dan kemerah-merahan. Berat tubuhnya berkisar 1,7-2,5 kg. Kelinci ini tergolong jinak.
Pemeliharaan ternak kelinci dapat dilakukan di pekarangan rumah. Biaya pemeliharaannya pun cukup murah, karena pakan kelinci dapat berupa hijauan atau limbah sayuran dari sampah rumah tangga. Kelinci memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, baik melalui pola usaha skala rumah tangga maupun skala industri.
Lokasi usaha ternak kelinci harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a) tidak mengganggu ketertiban dan kepentingan umum setempat, b) letak, luas, dan topografi lokasi, harus memperhatikan kesehatan lingkungan wilayah sekitarnya, serta kotoran dan limbah cair yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan. Penggunaan dan pemanfaatan lahan harus sesuai dengan tata guna lahan yang telah ditentukan dalam perizinan. Air yang digunakan untuk minum kelinci dan pencucian peralatan harus memenuhi persyaratan baku mutu air sesuai dengan peruntukannya.
Setiap lokasi usaha peternakan kelinci minimal mempunyai bangunan yang terdiri dari kandang dengan persyaratan teknis memperhatikan tata letak kandang, drainase dan sistem pertukaran udara, serta cukup mendapatkan sinar matahari. Lokasi kandang dekat dengan sumber air, tidak bising dan sejuk. Kepadatan dan daya tampung kandang disesuaikan dengan umur kelinci yaitu anakan lepas sapih, kelinci muda, dan dewasa.
Ada beberapa model kandang kelinci disesuaikan dengan fase perkembangan. Kandang sistem postal digunakan untuk menampung 4–6 ekor kelinci, memiliki ukuran ideal: panjang 400cm x lebar 200cm x tinggi 55cm. Ada juga kandang battery berukuran panjang 1 meter x lebar 60cm x tinggi 40cm, dapat menampung 5–10 ekor kelinci lepas sapih. Kandang battery pembibitan diisi satu indukan berukuran panjang 75cm x lebar 60cm x tinggi 40cm. Selain kandang perlu juga tempat penyimpanan pakan, gardu atau rumah jaga, kantor, bangunan penanganan limbah, serta kandang isolasi.
Untuk usaha peternakan kelinci perlu disediakan alat penerang yang cukup setiap saat sesuai kebutuhan dan peruntukkannya. Alat dan mesin peternakan yang digunakan untuk pemeliharaan sebaiknya sesuai dengan kapasitas/jumlah kelinci yang dipelihara, mudah digunakan dan dibersihkan, serta tidak mudah berkarat.
Bibit kelinci yang dipelihara harus memenuhi kriteria sesuai persyaratan jenis dan mutu bibit yang berlaku. Untuk bibit harus jelas jenisnya, berasal dari peternakan yang memiliki catatan kinerja tetuanya dengan kriteria-kriteria baku dari bibit tersebut. Bibit harus bebas dari penyakit, sehat, dan mampu berkembang biak sebaik tetuanya.
Pakan untuk kelinci baik jumlah dan mutunya sesuai standar atau kebutuhan minimum yang berlaku harus dipastikan tersedia. Untuk itu, untuk menanam pakan hijauan. Kelinci dapat juga diberi pakan tambahan atau feed additive mengikuti aturan yang berlaku. Apabila diperlukan obat hewan hendaknya pilih obat yang sudah terdaftar dan diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Daftar Pustaka
Pedoman Teknologi Budidaya Kelinci Di Perkotaan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta. 2018. https://repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/5b3f5aa5-5ddc-4515-8c4e-735f3c602c2a/content
Pedoman Pembibitan Kelinci Yang Baik (Good Breeding Practice). https://repository.pertanian.go.id/items/276aba98-4915-44b6-9226-336fcabe4522
Meraih Sukses Bersama Kelinci. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Yogyakarta.2012.
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/10357
https://www.rri.co.id/bisnis/949240/beternak-kelinci-antara-peluang-hobi-dan-bisnis
https://www.gramedia.com/best-seller/kelinci-hias-kelinci-pedaging/#google_vignette