Peningkatan produksi padi dapat dilakukan melalui perluasan areal tanam, namun cara tersebut memerlukan biaya yang sangat mahal terutama untuk pembuatan saluran irigasi. Salah satu upaya peningkatan produksi padi yang cukup potensial melalui pengembangan Indeks Pertanaman Padi 400 (IP Padi 400). Melalui cara ini berarti petani dapat panen empat kali dalam setahun pada lahan yang sama.
Keuntungan IP 400 antara lain: (1) mempercepat waktu tanam, (2) teradaptasinya varietas padi berumur genjah spesifik lokasi untuk mempersingkat masa tanam, (3) teknik pengolahan tanah spesifik lokasi yang mampu memperpendek masa tanam, (4) dalam satu tahun empat kali panen, serta (5) tahan terhadap serangan hama dan penyakit
Lahan yang potensial untuk pelaksanaan program IP Padi 400 adalah lahan irigasi, baik irigasi teknis maupun sederhana. Untuk menjamin keberhasilan, masih ada empat syarat lagi, yaitu, (1) satu hamparan waktu tanamnya serempak dengan luas minimal 25 ha; (2) petak tersier yang dekat saluran sekunder dan air irigasi tersedia selama 11 bulan; (3) bukan daerah endemik hama-penyakit dan (4) dukungan alat mesin pertanian serta kelembagaan petani.
Untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan atau pengembangan IP Padi 400, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Pola tanam
Pola tanam 4 kali padi per tahun dapat dibagi musim sebagai berikut: MH I (MT I = Oktober-Desember), MH II (MT II =Januari-Maret), MK I (MT III = April-Juni), dan MK II (MT IV = Juli-September).
- Pemilihan varietas
Beberapa varietas sangat genjah diantaranya Silugonggo, Dodokan, Inpari 1 dan beberapa galur harapan seperti OM 2395 dan OM 1490 dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan IP Padi 400.
- Persemaian
Benih disemai 15 hari sebelum panen. Bila tidak tersedia lahan khusus untuk persemaian, maka dapat dilakukan persemaian culikan, kering dan dapog.
- Pengolahan tanah
Cara pengolahan tanah pada pola IP Padi 400 dilakukan dengan cara tanpa olah tanah dan olah tanah minimum dengan penambahan bahan bio deckomposer.
- Sistem Tanam
Sistem tanam dilakukan melalui tanam benih langsung (tabela) dan tanam pindah (tapin) dengan umur bibit muda.
- Pengairan
Pengelolaan air diatur sebagai berikut: (a) Pergiliran air dilakukan selang 3-5 hari, tinggi genangan pada hari pertama sekitar 3 cm dan lahan sawah diairi lagi pada hari ke-5. Cara pengairan ini berlangsung sampai fase anakan maksimal, (b) mulai dari fase pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi terus, dan (c) sekitar 10-15 hari sebelum tanaman dipanen, petakan sawah dikeringkan.
- Pemupukan
Pada PTT penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah
- Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit utama yang perlu mendapat perhatian adalah hama tikus, wereng coklat, penggerek batang, penyakit tungro, blas, dan hawar daun bakteri.
- Panen dan pasca panen
Cara pemanenan dapat menggunakan sabit bergerigi atau mower, sedangkan merontok dapat dilakukan dengan mesin perontok DB-100. Pascapanen selanjutnya, adalah pengeringan dan pengangkutan.
IP Padi 400 merupakan salah satu terobosan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar pada produksi tanaman padi. Strategi ini akan berhasil meningkatkan produksi dan pendapatan petani apabila didukung oleh penerapan teknologi budi daya yang sesuai.(EA’23)
Sumber:
- Pedoman umum peningkatan produksi padi melalui pelaksanaan IP Padi 400. Sukamandi: Balai Besar Penelitian Padi, 2009.
- Strategi peningkatan intensitas tanam menuju IP Padi 400 di Jawa Barat. Lembang : BPTP Jawa Barat, 2009