Upaya percepatan program PAT Pompanisasi terus dilakukan. Kali ini, Kepala Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian (PUSTAKA) berinisiatif melakukan visitasi ke Wilayah Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap pada tanggal 17 April 2024. Visitasi bertujuan untuk melihat langsung pelaksanaan program pompanisasi di lapangan. Dengan demikian dapat diperoleh gambaran perkembangannya serta jika ada kendala yang dihadapi dan tentunya dapat menentukan pemecahan masalah.
Seperti diketahui, dalam program PAT Pompanisasi, PUSTAKA mendapat mandat sebagai penangungjawab untuk wilayah Provinsi Jawa Barat serta penanggung jawab lapangan di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap. Pada kegiatan visitasi kali ini, Kepala PUSTAKA didampingi Kepala Bagian Umum, Akhmad Syaikhu berdiskusi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap. Dalam diskusi tersebut mencuat kendala yang dihadapi pada pelaksanaan program. Selain itu juga menerima masukan dan harapan dari daerah.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas, Joko Budi Santosa mengungkap bahwa Irigasi perpompaan di wilayah Banyumas sebanyak 630 unit. Tim dari Kabupaten Banyumas sudah mengecek ke lapangan. dari pengecekan tersebut, ada empat lokasi yang memenuhi persayaratan. Namun ada dua lokasi yang tidak memenuhi syarat.
Selain itu, mereka berharap agar kriteria jarak sumber air sungai dengan pompa kurang dari 200 meter dapat dihilangkan. Hal ini karena pompanisasi yang ada di Banyumas lebih ke arah penyelamatan kekurangan air pada saat diperlukan. Sehingga diharapkan dengan adanya pompanisasi, air akan tersedia dengan cukup pada saat tanaman padi memerlukannya.
Selanjutnya, Kepala PUSTAKA memberikan semangat dan arahaan agar pelaksanaan PAT Pompanisasi di Kabupaten Banyumas dapat berjalan lancer. Ia pun berharap agar hasil diskusi ini dapat membantu petani dalam mengatasi kekeringan. “Pompa bantuan ini menjadi pelengkap dari pompa eksisting. Untuk lokasi dengan ketersediaan air permukaan serta peningkatan IP namun jenis sawahnya dilengkapi dengan irigasi teknis tidak masuk kriteria karena jenis sawah harus tadah hujan,” ujarnya.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Susilan mengungkap bahwa Cilacap belum banyak mendapat bantuan. Luas lahan yang dimiliki Kabupaten Cilacap besar, namun jenis sawahnya rata-rata irigasi setengah teknis. Terkait prasarana dan benih juga masih kurang.
Susilan juga mengungkapkan bahwa produktivitas padi di daerahnya masih 6,2 t/ha dari target 6,4 t/ha. Produktivitas tersebut belum mencapai target karena terdampak el nino. Ia optimis di tahun 2024 produktivitas akan naik karena pupuk sudah ditambah.
Terkait kendala el nino, masalah sudah teratasi dengan adanya MOU Kementerian Pertanian dengan pihak TNI/Polri. Kondisi luas lahan sawah Kabupaten Cilacap yang ada sumber airnya sebesar 7.000 Ha sebagian sudah dengan irigasi perpompaan yang sumber dananya dari APBD provinsi.
Di hadapan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Kepala PUSTAKA mengungkap bahwa jika ada masalah dengan hama maka akan dibantu untuk dikomunikasikan dengan tim dari Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (BBPOPT) agar segera teratasi. Kepala Pustaka menambahkan bahwa ia akan berkoordinasi untuk pelaksanaan program PAT di masing-masing kabupaten terkait identifikasi kebutuhan program PAT (benih, pompa), data pelaporan, titik lokasi lahan, dan rencana pemasangan pompa.
Selanjutnya, ia akan mencari solusi bagi wilayah pertanian yang kondisi lahannya tidak terjangkau saluran irigasi. Sementara ini, usulan pompa dari Kabupaten Cilacap sebanyak 196 unit akan dibantu untuk dikawal. “Jangan sampai ada masalah prinsip yang hanya bisa di selesaikan di atas. Sehingga tidak ada lagi permasalahan irigasi dan masalah air,” ungkapnya. Salah satunya rencana usulan melakukan revisi Juknis PAT Pompanisasi agar dapat memberikan kelonggaran dalam persyaratan atau kriteria dalam pelaksanaannya.
Mengakhiri pertemuan, Muchlis mengungkapkan jika ada lahan yang tidak memiliki sumber air permukaan namun ada sumur bor, maka dapat diupayakan pengairan menggunakan sumur bor dengan memompa airnya. (TP)