Virtual literacy (VL) yang digelar Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) semakin menggeliat dan dinantikan kehadirannya oleh penyuluh, petani, pustakawan maupun stakeholder lainnya. VL yang digelar PUSTAKA dalam bentuk video conference menjadi solusi di tengah merebaknya penyebaran Covid-19. Bagaimana tidak, setiap hari PUSTAKA menghadirkan layanan informasi jarak jauh yang menarik yamg interaktif, dan salah satunya adalah VL tentang pengendalian wereng cokelat dan penggerek batang. Materi ini mampu menyedot perhatian penyuluh dan petani di wilayah Jawa Tengah khususnya pada Kamis, 16 April 2020.
VL tersebut dibuka oleh Kepala PUSTAKA, Retno Sri hartati Mulyandari, dalam sambutannya ia mengungkapkan bahwa VL kali ini diselenggarakan untuk memberikan solusi kepada para petani yang menghadapi kesulitan dalam memberantas hama wereng, selanjutnya ia berharap semoga VL tersebut bermanfaat dan dapat membantu petani dalam menyelesaikan permasalahan di lapangan.
Sementara itu peneliti dari Balai Besar Penelitian Padi Balitbangtan, Ani Rahmini menjelaskan dalam paparannya bahwa Permasalahan wereng dapat diatasi dengan menanam tanaman refugia sebagai pengendali hama alami yang berfungsi sebagai tanaman inang, atau dengan menggunaka biopestisida, selain itu dapat juga menggunakan insektisida, namun harus dengan dosis yang tepat. Menurtnya pemilihan pola tanam yang tepat , serta varietas unggul padi yang digunakan merupakan Poin penting untuk menghindari serangan hama.
Selanjutnya Ani menjelaskan bahwa pengendalian hama terpadu harus dilakukan secara serentak atau gotong royong, dengan pengawasan rutin agar hasilnya maksimal. Kemudian ia menyarankan agar para petani menggunakan varietas yang tahan wereng di antaranya Inpari 42 dan Inpari 32.
VL kali ini mampu menyedot 121 node dengan 133 peserta yaitu dari Dinas Pertanian Surakarta, Sukoharjo dan Klaten, BPP di wilayah Jateng, BPTP Jateng, BPTP Jatim, BPTP Yogyakarta, BPTP Bali, Balitkabi, dan BB Padi. Peserta sangat antusias mengikuti VL ini, terbukti banyak peserta yang berkonsultasi tentang kondisi di lapangan