Rabu, 25 Mei 2022, Pusat Perpustakaan and Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) melaksanakan Virtual Literacy (VL) Live Agricultural In Action, yang bertema “Tingkatkan Produksi Padi dengan IP 400”. Kegiatan ini dibuka oleh Koordinator Penyebaran Teknologi Pertanian, PUSTAKA, Ifan Muttaqien. Dalam sambutannya, Ifan menyampaikan bahwa penyediaan pangan harus lebih cepat dibandingkan laju pertumbuhan penduduk. Kebutuhan tersebut harus dipenuhi karena beras merupakan makanan pokok rakyat Indonesia. Dukungan dasar untuk implementasi program IP 400 pada tanaman padi adalah tersedianya varietas padi sangat genjah sampai ultra genjah dan teknologi terapan lainnya yang dapat memaksimalkan indeks petanaman padi, sehingga dapat mendorong peningkatan produksi padi nasional.
Kepala PUSTAKA, Gunawan, dalam arahannya menyampaikan berbagai upaya peningkatan produksi dan produktivitas telah dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan). Salah satunya dengan mengintensifkan indeks pertanaman padi 400 (IP 400) yang merupakan pilihan menjanjikan guna meningkatkan produksi padi nasional tanpa memerlukan pembukaan lahan baru.
Narasumber VL yaitu Bambang Pamuji (Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan), Bagas Windaryanto (Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo), serta Hartono (petani padi yang telah berhasil menerapkan program IP 400 di desa Tegalsari, Kabupaten Sukoharjo). Bambang menyampaikan kebijakan pemerintah terkait program IP 400 untuk peningkatan produktivitas padi. Bagas Windaryanto menjelaskan perlunya rekayasa sosial dan rekayasa teknologi dalam implementasi IP 400. Rekayasa sosial untuk membentuk kondisi sosial yang mendukung baik dari perilaku petani maupun dukungan berbagai pihak. Rekayasi teknologi untuk menyediakan berbagai teknologi pertanian yang mendukung.
Hartono sebagai ketua kelompok tani Krido Usodo berbagi pengalamannya bersama kelompok tani tentang keberhasilan tanam padi empat kali setahun. Varietas padi yang digunakan dari jenis genjah dan supergenjah dengan masa tanam lebih pendek, perlu jaminan ketersediaan air dari irigasi teknis, sungai atau sumur dalam, alsintan seperti combine harvester dan traktor sangat diperlukan untuk mempercepat pengolahan tanah, pemupukan sangat membutuhkan pupuk kandang. “Hal yang cukup penting lagi adalah kekompakan petani, di Tegalsari petani kompak dalam menanam, memberantas hama dan kegiatan lain, sehingga mendukung penerapan IP 400,“ jelas Hartono.
VL ini diikuti oleh kurang lebih 500 peserta dari penyuluh, petani”, dan masyarakat umum. Tujuan VL ini memberi informasi teknologi pertanian kepada penyuluh dan petani dalam menerapkan program penanaman padi IP 400 guna mendukung peningkatan produksi padi nasional. (Dhira)