Memiliki lahan sempit tidak menjadi hambatan untuk bertanam dan membudidayakan ikan sebagai sumber pangan keluarga. Rumah tangga di perkotaan yang umumnya memiliki pekarangan sempit, cocok menerapkan teknologi budi daya sistem vertiminaponik yang menggabungkan sistem tanam vertikultur dan aquaponik. Vertiminaponik merupakan sistem produksi pangan yang menggabungkan budi daya hewan air seperti ikan, lobster, atau udang dalam bak atau kolam dengan hidroponik (budi daya tanaman dalam air) dalam lingkungan yang bersimbiosis. Dengan menerapkan sistem ini, lahan dengan luas yang sama dapat menghasilkan dua komoditas sekaligus, yakni sayuran dan ikan.
Vertiminaponik terdiri atas dua bagian utama, yakni bagian akuatik (air) untuk memelihara hewan air dan bagian hidroponik untuk budi daya tanaman. Bak atau kolam ikan ditempatkan di bagian bawah lalu peralatan untuk budi daya tanaman secara hidroponik diatur di bagian atasnya. Meskipun terdiri atas dua bagian, vertiminaponik meliputi beberapa komponen yang berfungsi untuk menghilangkan limbah padat, menyuplai basa untuk menetralkan kemasaman, atau mengatur kandungan oksigen air. (1) tangki atau kolam untuk memelihara ikan, (2) unit penangkap dan pemisah limbah padat (sisa pakan dan feses), (3) biofilter, tempat bakteri nitrifikasi tumbuh dan mengonversi amonia menjadi nitrat, yang selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman, (4) hidroponik, tempat tanaman tumbuh dengan menyerap hara dari air, dan (5) sump, titik terendah dalam sistem tempat air mengalir ke dan dari tangki pemeliharaan.
Sayuran berdaun hijau yang paling baik ditumbuhkan dalam subsistem hidroponik ialah petsai, selada, kemangi, tomat, buncis, dan selada air. Untuk ikan air tawar, jenis yang paling umum dibudidayakan dalam subsistem akuatik untuk skala rumah tangga maupun komersial ialah lele, ikan mas, nila, patin, dan belut. Jadi jelaslah, teknologi vertiminaponik layak untuk dikembangkan di lahan pekarangan, terutama di perkotaan yang ukurannya sempit bahkan sangat sempit.
Informasi ini merupakan salah-satu artikel yang tercantum dalam Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian >> Vol.36 No.5 Th. 2014 yang dapat dilihat di sini